Ottobiografi

cerita oini saya tulis dengan gaya penceritaan masing-masing pelaku ya...

Namaku Dika, kumulai ceritaku ketika aku baru menginjak kelas 1 SMA di Bandung, usiaku masihdi bilang muda saat itu, tepatnya di salah satu SMA Negeri yang terletak di jantung kota Bandung yaitu di Dago. Aku berasal dari keluarga yang pas-pasan, mangkanya aku tak bisa nge kost ketika aku diterima di salah satu SMA favorit di Bandung ini, maklum lah ayahku cuma buruh tani, nun jauh di desa sana, untunglah aku punya saudara jauh tapi keluarga kami cukup saling kenal, tepatnya ia adalah cucu dari kakak kakekku yang paling tua, namanya mas Tio, umurnya 40 tahun, ia kerja di kapal pesiar dari Singapura, jadi sering tidak ada dirumahnya di kawasan komplek elit di daerah Dago atas, dulu jika sedang liburan bila mas Tio sedang dinas, kadang sampai 6 bulan keliling dunia, aku sering diminta menjaga rumahnya, mas Tio tak pernah punya pembantu, ia tak percaya kepada pembantu, mangkanya ia lebih nyaman jika rumahnya di tunggui oleh saudaranya, ya aku atau pamanku yang jadi satpam di salah satu mall di daerah Dago, dan jika kebetulan dia pulang banyak sekali oleh-oleh yang dia bawa, pokoknya senang dah. Kini mas Tio sudah punya istri namanya teh Rita umurnya 26 tahun, perawakannya kecil mungil, tapi cantiiik sekali, wajahnya lembut, mengingatkanku pada artis jaman dulu kalau gak salah Astri Ivo, tapi teh rita ini sexy abis, kata mas Tio mereka kenal di kapal pesiar, lalu mereka menikah di kapal tersebut. Ya bukan rahasia lagi sih klo mas Tio ini jagoan main perempuan, entah berapa wanita yang telah jatuh kepelukannya dan rela menyerahkan segalanya walau hanya untuk hubungan singkat, sesaat. Dan ku rasa teh Rita pun tau riwayat petualangan suaminya itu, tapi sepertinya ia tak pernah ambil pusing. Mereka telah menikah sekitar 3 bulan yang lalu.

Ada satu kejadian yang tak pernah kulupakan, ketika tengah malam aku bangun karena haus aku yang tidur di lantai 2, mendengar jeritan lirih tertahan dari ruang tengah di bawah, betapa kagetnya, dan jantungku berdegup kencang demi melihat di bawah, alat kejantananku berdiri tegang tak terbendung karena aku terbiasa tidur tanpa celana hanya memakai sarung saja, aku melihat teh Rita yang cantik dan mulus tanpa sehelai benang pun yang melekat tengah menindih tubuh mas Tio yang juga telanjang bulat, sesaat kemudian teh Rita merintih dan melenguh penuh kenikmatan

“hhhhhhhhHHHhhh mmmhhhhHHhhh auhhhhhHHH…. “ selang beberpa menit kemudian mas Tio membalikan posisinya kini teh Rita yang Nampak lemas tak berdaya itu ditindihya dari atas, lalu tanpa membuang waktu mas Tio bergerak-gerak ritmis memaju mundurkan pantatnya, semakin cepat dan semakin cepat sampai tiba-tiba mas Tio melenguh keras,
“rita mhhh Rita….Riiit… Aauchhhhh HhhhH mmmHhhhhh….ohhhhh…”, dan menelungkup menindih tubuh teh Rita, yang Nampak memeluk mas Tio,

selang beberapa saat kemudian mas Tio bergulir disisi teh Rita, saat itulah aku melihat jelas tubuh telanjang teh Rita yang membuat napas ku seperti berhenti, ahhhhh dan membuat gairahku bergelegak, teh Rita yang cantik dan lembut, dengan rambutnya yang hitam halus lurus sebahu, tergolek terlentang dengan sepasang buah dadanya yang sedang padat berisi memuncak keatas menantang untuk dijamah dan diraba dengan kedua putingnya yang merah muda kecoklatan, perut dan pinggangnya yang mulus dan seksi, dengan pusar yang sungguh indah, lalu kedua belah paha dan kakinya yang mulus hampir tanpa cela menopang dengan indah sebuah gundukan daging diantara kedua paha nulusnya yang tertutup rambut-rambut halus yang tampak tipis, dan membelah ditengahnya. Pemandangan indah itu harus berkahir ketika teh Rita menarik selimut menutupi tubuhnya,

“jadi mas besok pergi berlayar selama 8 bulan?”
“iya….”
“yaah….., pasti nanti main perempuan lagi….”
“ya nggak lah dek….”
“alllah boong, aku tuh tau siapa mas…”
“ah kamu ini…deek dek”
“tapi biarin ah klo dipikirin malah sakit ati….”
“mas enak klo kepengen bias nyari perempuan, klo rita kepengen, yang ada pusing..”
“…he he…. Iya ya mana istriku ini nafsu nya gede buangeeet….masa sehari ini dah minta 2 x”
“aaaaa…mas Tio nakal, biarin…abis nikmat sih…” kata teh Rita manja….

Aku tak tahan lagi, lupa dengan hausku aku pergi masuk kekamar, membawa bayangan tubuh teh Rita yang mulus dan menggairahkan. Malam itu aku tidur dengan terus membayangkan hangatnya dipeluk oleh tubuh teh Rita yang telanjang.

Esoknya mas Tio bilang padaku bahwa ia akan pergi selama +- 8 bulan dan meminta ku menjaga rumah, ketika mas Tio menawarkan untuk mencari saudara perempuannya untuk menemani istrinya, teh Rita menolaknya dengan alasan takut malah nanti berantem karena gak cocok, jadi dirumah tetap aku dan teh rita berdua. Dan berangkat lah mas Tio selama 8 bulan.

Tak ada kejadian atau pun firasat yang aneh aneh setelah 3 minggu aku Cuma berdua dengan teh Rita di rumah, tetapi yang aku tidak tahu rupanya teh Rita gemar menonton Blue film dikamarnya, aku yang disuruh tidur di ruang TV tak pernah tahu kebiasananya itu, dan rupanya ketika aku tidur pulas tiap malam dan kebiasaanku yang tidur tanpa memakai celana hanya memakai sarung tanpa senagaja ketahuan oleh teh Rita, ketika ia bangun tengan malam mengambil minum, Mulanya teh Rita tak begitu memperhatikan, dan aku pun tak menyadari tanpa sengaja sarungku tersingkap, teh Rita tanpa sengaja melihat kearah ku, seketika dadanya berdegup kencang melihat alat kejantanan ku yang terbuka lebar, Rita yang masih terpengaruh oleh film Bf yang ditontonnya reflex medekati ku dengan mengendap-ngendap, aku yang kebetulan malam itu tengah bemimpi tengah bepelukan dengan wanita cantik yang entah siapa orangnya, pokonya wanita cantik, tidak sadar kalau alat kejantananku yang terbuka, tengah berdiri tegak, Rita menelan ludahnya melihat auratku, gairah wanitanya menghangat demi melihat benda bulat dan lonjong yang tegak itu, tak kuasa menguasai dirinya ia pun menyentuh penis Dika, seketika ia meraskan rasa hangat menjalar dari penis Dika ke jemarinya, dilihatnya Dika menggelinjang pelan namun tetap tertidur pulas.

“ ooh Dika punya mu besar sekali, lebih besar dari mas Tio,..” pikir rita dalam hatinya seperti tak percaya adik ipar sepupu jauhnya yang baru 15 tahun itu punya alat kejantanan yang gagah dan besar, perlahan Rita membelai penis ku, menjelajahi setiap lekukannya, mengamati urat-uratnya yang menegang, lalu Rita melihat ada air bening kental yang keluar dari lubang penis Dika, Rita yang sudah berpengalaman tahu bahwa Dika tengah terangsang, dulu ia pernah mengulum penis mas Tio ketika ia sedang terlelap tidur, tanpa sedikit pun mas Tio terbangun, dengan penuh harap Dika tak akan terbangun, pelan-pelan Rita menggenggam penis Dika dengan lembut dan makin lama makin mencengkram, sehingga penis Dika makin menegang dan air majinya keluar sedikit demi sedikit.

Aku yang kala itu tengah bermimpi basah dan hampir mencapai puncaknya itu dalam tidurku tak tahu sedikitpun apa yang terjadi, apalagi ketika Rita dengan lembut mencium tepat lubang penisku, dan menjilat air maji nya. Rita tahu kalau saat itu Dika pasti sedang mimpi basah, dengan birahi yang tengah membara dalam tubuhnya Rita meremas-remas pelan penis Dika, nafasnya memburu, buah dadanya mengencang, putingnya terasa mengeras, dan belahan vaginanya terasa basah dan mengembang, ingin sekali rasanya ia memasukan penis Dika kedalam vaginanya, tapi ia tahu Dika pasti bangun, dan kalu Dika bangun entah apa jadinya, Rita seperti tak percaya Dika yang berumur 15 tahun mempunyai penis yang besar dan panjang, rambut-rambut penis Dika pun belum tumbuh sempurna, tapi betapa hangat dan kerasnya penismu ini Dika, pikirnya, seiring dengan ku yang tengah bermimpi basah, penisku yang tegang diremas-remas lembut oleh teh Rita semakin menegang, Rita yang sudah berpengalaman tahu bahwa beberapa saat lagi Dika akan mencapai puncak kenikmatan lalu ia pun semakin ritmis meremas-remas batang penis Harid lidahnya menggelitik lubang penis Dika yang semakin basah oleh air maji nya, mmmhhh betapa nikmatnya air maji mu ini Dika, pikrnya,

Tiba-tiba aku merasakan ada seseorang sedang mengengam dan meremas penisku aku menggeliat bangun kaget juga aku ternyata tangan itu adalah tangan halus teh Rita, teh Rita rupanya tak sadar kalau aku terbangun, aku sendiri spertinya tersihir dan kubiarkan teh Rita tetap mengengam dan meremas-remas penisku, karena terasa badanku mengejang, urat-urat pahaku menegang, alat kejantananku terasa bedenyut-denyut seakan-akan ingin meledak mengeluarkan isinya lalu aku pun mencapai puncak gairah kelelakianku, penisku menegang dan tak kuasa lagi bertahan dan terpancarlah segala isinya, Rita yang meraskan hal itu memgegengam penis Dika dengan lembut dan meremas-remasnya dengan semakin cepat, bibirnya yang tipis mengulum kepala penis Dika yang semakin menegang, lalu penis Dika menghentak tiba-tiba dan keluarlah cairan kental hangat membasahi mulut dan lidahnya yang tengah mengulum kepala penis Dika, aku merasakan kenikmatan yang teramat sangat, ketika itu teh Rita tengah menikmati kehangatan air kental yang terpanacar dari alat kejantananku itu yang memenuhi mulutnya,

Rita menghisap-hisap pelan batang kemaluan Dika yang tengah menghentak-hentak halus melontarkan air kentalnya yang beraroma dan berasa sangat khas itu. Yang membuat kepunyaan Dika semakin menegang dan perlaha-lahan mengecil, Rita yang sedang dselimuti rasa hangat dari gairah kewanitaanya merasakan rasa puas yang terpancar dari wajahnya, menikmati setiap tetes air kental yang keluar dari organ pribadiku, tidak menyadari kalau sebenarnya aku sudah terbangun sejak tadi, tapi aku tak berani membuka mataku. Lalu pelan pelan ia pun melepas kuluman mulutnya dari alat kejantanan Dika.

Dinikmatinya sensasi aroma yang khas yng klini memenuhi mulutnya dan menjalar keseluruh tubuhnya.

“mhhhhhh Dika nikmat sekali air mani mu yang masih perjaka ini….begitu banyak, kental, dan hangat …” lalu dengan penuh perasaan Rita menelan air mani Dika yang memenuhi rongga mulutnya hingga tak tersisa, sambil membayangkan betapa nikmatnya jika air mani Dika itu terpancar membasahi, menyembur di bagian dalam kewanitaanya, ah betapa hangat dan nikmatnya, pikrnya dalam hati. teh Rita beranjak pergi tanpa menyadari aku sebenarnya terbangun, setelah teh Rita masuk kekamar, kupegang alat kelaminku yang sudah mengecil aroma air maniku bercampur dengan basahnya alat kejantananku yang tadi dikulum teh Rita, aku merasa lemas sekali, lau aku pun tertidur, memabawa bayangan nikmatnya kehangatan sentuhan tangan dan kuluman mulut teh Rita di bagian paling pribadiku.

Paginya aku bangun dengan perasaan puas, antara sadar dan tidak apakah tadi malam itu hanya mimpi basah atau kenyataan. Aku tak ambil pusing lalu pergi mandi, karena hari ini hari sabtu, pelajaran olahraga biasanya lebih pagi dimulainya. Setelah selesai merapihkan diri dan memakai training dan kaus sekolah, aku siap berangkat, kusambar sepotong roti di atas kulkas lalu aku turun ke bawah, saat itulah kulihat teh Rita tengah berdiri di depan pintu depan memakai piyama tipis, sehingga bayangan tubuhnya tampak jelas menerawang, aku berhenti sejenak menikmati pemandangan indah yang membuat nafasku tertahan, tanpa sadar ku telan rotiku tanpa kukunyah lagi. Dengan jelas didepanku bayangan tubuh teh Rita membayang dengan celana dalam dan tali bra nya yang berenda berwarna hitam, indah menerawang dibalik baju tidurnya yang tipis, dan mentari pagi yang menyinari halaman depan semakin memperjelas keindahan tubuh wanita didepanku ini, aku meraskan gairah lelakiku menghangat, tanpa sadar alat kejantananku menegang. Lalu ku betulkan arah penisku agar mengacung keatas biar tidak sakit pikirku, namun akibatnya kepala penisku menyembul tak tertutupi celana dalamku namun tentu tetap tertutup celana trainingku dan tentu saja oleh baju kaos olahragaku yang kubiarkan tak kumasukkan.

Aku sedikit kikuk dengan apa yang terjadi semalam, tapi teh Rita sepertinya tidak menunjukan tanda-tanda ada sessuatu hal yang telah terjadi tadi malam diantara kami, sikapnya tetap tenang dan berwibawa, dalam keanggunannya.
Aku tak tahu sebenarnya teh Rita sengaja berdiri di pintu depan, sengaja untuk memancing gairahku, lalu teh Rita berbalik karena merasa sudah cukup memancing gairah Dika,

“Dika sudah mau berangkat?” sapanya dengan senyum tipis di bibirnya yang tipis berwarna merah muda,
“i……i..iya teh….” Sapaku gugup karena melihat belahan buah dada teh Rita yang terbuka sedikit. Aku melangkah pelan menuju pintu depan, seprtinya teh Rita bersikap biasa saja,

ah mungkin tadi malam hanya mimpi pikrku
tampak teh rita menarik sedikit baju tidurnya dam memegangi dengan tangannya, agar tidak terlau tersingkap.

Aku berhasil meggodanya pikir teh Rita.

“lho koq gak dimasukin bajunya Dik? Sini teteh rapihin…”
“eh…g..ga usah teh dah biasa koq begini….”

Tapi dengan cepat teh rita berada di depanku, aroma rambutnya yang harum menyerang hidungku, sementara wangi parfumnya yang lembut, membuatku semakin gila menahan hasrat birahiku….

“sudah sini… biar rapih” lalu dengan sigap tangannya meraih baju kaos olahragaku lalu tangannya melingkar di belakangku meraih celana trainingku sedikit membukanya lalu memasukan kaosku kedalamnya, saat itulah aku tak lagi menolaknya, karena tangan teh Rita yang tadi menahan baju tidurnya lepas sehingga membuat baju tidur bagian depannya tersingkap lebar memperlihatkan buah dadanya yang putih mulus menyembul diantara bra nya yang hitam berenda. Sementara tangan teh Rita menarik bagian training depanku aku yang tertegun melihat pemandangan indah didepanku ditambah dengan aroma tubuh teh Rita yang wangi lembut menyerang gairahku, tak sadar kalau alat kejantananku yang semakin menegang terlihat oleh teh Rita yang tersenyum simpul penuh makna, lalu teh Rita memasukan baju kaosku kedalam training bagian depanku, lalu seperti tak sengaja Rita menyentuh lembut ujung kepala alat kejantananku yang membulat keras, dengan jemarinya yang lembut dan halus, membuatku semakin terhenyak menahan kenikmatan yang belum pernah kurasakan ketika jemari tangan teh Rita yang halus dan hangat menyentuh-nyentuh ujung alat kejantanaku, aku berharap teh Rita tak menyadari menyentuh nya. Sementara Rita yang sudah sangat berpengalaman berpura-pura seperti tidak tahu dan tidak meraskan kalau tangannya menyentuh benda hangat yang kenyal itu, lalu seperti sedang merapikan baju kaos Dika tangannya yang nakal dengan sengaja disentuhkan ke alat kejantanan Dika. Membuat aku semakin menahan nikmat yang tak terkira,

“nah kan rapi, kalau begini kamu lebih ganteng kelihatanya dika…” kata teh Rita.
Aku terhenyak, “eh…. Terima kasih teh… dika berangkat dahulu….”

“ya hati-hati ya…., o ya dika, nanti langsung pulang ya jangan kemana-mana dulu, teteh sendirian di rumah, temenin ya…. Sepi soalnya…jangan pacaran dulu, temenin teteh aja ya…”

Aduuuuh teh Rita nggak diminta juga pasti saya temenin pikirku, “ya teh nanti Dika langsung pulang, lagian dika gak punya pacar, kecengan mah ada namanya Liah”

“oh gitu, ya udah malam ini temenin teteh ya, teteh kesepian banget malam ini, nah ini buat jajan ya…” kata rita sambil memasukan sejumlah uang ke saku trainingku, lalu dengan nakal disentuhnya lagi benda lonjong yang menegang kepunyaan Dika, tentu saja dengan cara seperti tidak sengaja.

“makasih teh…” aku berlalu dengan kepunyaan ku yang tegang sempurna. Aku berpikir kenapa malam ini teh Rita bilang minta ditemenin ya? Padahal biasanya dia suka dugem ampe dini hari, bareng temennya Inggrid dan Epoy. apa tadi malam itu benar-bennar mimpi kataku dalam hati meragu, ataukah ini ajakan nakal teh Rita, ah aku tak berani berpikir macam-macam, mungkin memang teh Rita ingin dirumah saja malam ini.

Ah peduli amat, lagian aku gak rugi koq nemenin teh Rita yang cantik, dan wangi ini, betah berjam-jam ngobrol juga, klo disuruh mijitni juga gak nolak, lumayan bisa nyentuh kulitnya yang mulus pikirku.
Sementara Rita tersenyum simpul,….

”ah aku pasti berhasil menggugah gairahnya, ah Dika pokoknya malam ini aku harus bisa membuatmu jatuh kepelukanku, dan menikmati hangatnya gairah kita….”

Otaknya dipenuhi berbagai strategi untuk menggugah gairah Dika sore nanti sehabis pulang sekolah. Dibatalkannya acara dugem bareng Inggrid dan Epoy. Lalu dia membongkar2 isi lemarinya, dan menemukan celana dalam G-string merahnya yang bisa dibuka dengan hanya menarik tali simpul dipinggirnya, dan sebuah bra sexy yang sangat longgar, dan mudah dilepas dengan menarik simpul tali yang ada tepat dibelahan dadanya. Malam nanti ia akan berpura-pura pusing dan minta dipjitin oleh Dika, lalu ia akan berpura2 meminum pil tidur yang ampuh, sehingga akan tertidur di ruang TV ketika sedang dipjitin dika, lalu dengan piyamanya yang tipis dan dua buah baju dalam yang mudah dibuka ini aku akan menggoda dika supaya menelanjangiku ketika aku pura2 tidur pulas pikir Rita. Akan kubiarkan dika menjamahi ku, menyentuku, sampai gairahnya tak akan kuat dia tahan saat itulah aku akan pura2 bangun selanjutnya aku akan membuatnya menuruti keinginanku, ah tak lupa pula akan ku sewa beberapa DVD semi porno dan akan ku tonton sebelumnya berdua dengan dika.
Sempurna, pikir Rita.

Sementara di sekolah Dika menerawang memikirkan malam ini menemani teh Rita yang cantik. Malam ini. Sekilas dia melirik kea rah Liah yang cantik, lembut, dan sedikit pendiam. Kebetulan Liah meliriknya, pandangan mereka beradu, beberapa saat kami berpandanga sebelum Liah menunduk malu, dengan senyumnya yang manis menyembunyikan berjuta makna. Ah Liah aku ingin jadi pacarmu pikirku.

Pulang sekolah aku bergegas menuju rumah tempat ku tinggal, dengan harapan segera menemani teh Rita yang cantik. Benar saja, teh Rita sore itu tengah beraeobik ria di ruang TV dengan memakai baju senam yang ketat, keringat yang membashi wajah dan lehernya semakin membuatnya tampak seksi. Teh Rita tersenyum lalu berkata “nah kebetulan sudah datang bantuin teteh ya, pegangin pergelangan kaki teteh, mau sit up sebentar”

“boleh teh…’ wah kesempetan emas nih aku bisa lebih dekat menikmati lekukan tubuh teh Rita yang terbungkus baju senamnya.

Lalu teh Rita pun bersit up ria, aku dengan leluasa menjelajahi keindahan tubuhnya, yang tercetak sempurna di balik baju senamnya, tonjolan buah dadanya begitu seksi, sementara mataku dengan leluasa menikmati lekukan dan gundukan kecil yand diapit diantara kedua pangkal pahannya.

“yak cukup…istirahat dulu…” tolong handuknya Dik…” lalu teh rita menyeka keringat di wajahnya. “kirain kamu pacaran dulu…”
“kan belum punya teh…”
“ah… masa…”
“iya bener….”
Lalu teh rita mengeluarkan DVD aerobiknya dari DVD player nya,
“nah biar santai kita nonton film dulu…”
Di luar awan mulai mendung, dan tampak suasana lebih gelap padahal baru jam 16.30, teh rita duduk santai di sofa sambil menyeka keringatnya, “ambilin air jeruk di kulkas dong dik…”
“siap teh…” sahutku.
“Film apa nih teh?” kataku sambil memberikan air jeruk
“gak tahu tapi kata penjaga rental sih rame, pembunuhan gitu, tadi sekalian minjem aja sayang klo Cuma minjem cd aerobic aja…”
“kita nonton bareng ya teh…”
…..ah itu kemauanku pikir Rita….

Diluar hujan mulai lebat, sementara Film yang aku tonton memuat adegan-adegan syuur yang membuat jantungku berdetak kencang…
“kamu bener belum punya pacar?”

Aku kaget juga sementara di TV adegan film memutar tokoh utama film tengah bergumul menciumi salah satu tokoh wanitanya, dengan baju yang tersingkap di sana sini.

”b..be..belumteh”
“wah kamu belumpernah nyium cewek dong…?” goda Rita
“ah teteh, ya belumlah….”
“ah masa…”
“iya bener…”
“kamu ini Dika… mangkanya punya pacar…” kata teh rita sambil mencubit bibirku…
”teteh mandi dulu ah… kamu nonton aja ya…”

Sementara teh Rita mandi aku semakin larut menonton film semi ini, dan dadaku semakin berdegup kencang ketika melihat teH Rita keluar dengan memakai baju tidur yang tipis menerawang bahkan celana dalamnya yang merah dan sepertinya hanya menutupi bagian depan auratnya terlihat jelas membayang, begitu pula dengan bra-nya yang membungkus indah dua gundukan bukit padat yang menggairahkan.

“dika koq teteh pusing ya…?...pijitin ya sebentar…”
“boleh teh…”

Teh Rita tengkurap didepanku bayangan tubuhnya yang mulus dibalik piyamanya yang tipis membuat gairahku mengelegak, alat kejantananku yang sedari tadi tegang, semakin mengacung mengeras. Ku sentuh punggung teh Rita lalu mulai memijatinya, jam sudah menunjukan pukul 18.30, Film semi yang kutonton telah habis, menyisakan gairah kejantananku yan berontak ingin disalurkan, sementara didepanku seorang wanita cantik mulus menggairahkan tengah menikmati sentuhan pijatanku. Walau umur kami terpaut 10 tahun, badan teh rita nampak masih padat dan ranum, Hampir 15 menit aku memijati punggungnya, sementara mataku menikmati gundukan padat berlekuk yang berhias tali merah ditengah2nya, ah teh Rita ingin sekali kuremas2 pantatmu ini.

“Dika teteh kayaknya mau tidur dulu ambilin obat tidur di plastic obat diatas meja rias ya, yang warnanya putih, klo minum itu teteh bisa tidur cepet dan kadang ampe ga ngerasa apa2 lagi, mujarab bener deh… ambilin ya”
“iya teh” kuambil obat itu lalu kuserahkan ke teh Rita
“obat init eh enak pisan, pernah teh Rita minum waktu pusing, sampai-sampai teh Rita gak sadar klo baju teh Rita udah diganti sama mas Tio waktu tidur…ah pokoknya mujarab” lalu teh rita meminumnya, lalu tidur terlentang di ruang TV.
“dika pijitin teteh lagi ya, tangan sama kaki biar tambah pules tidurnya” sembari menyilangkan piyamanya yang tak berkancing itu, menutupi tubuhnya.
“sekalian penutup mata yang dari kain hitam yang bentuknya kayak kacamata it siniin dika” lalu kuberikan benda itu, teh rita memakainya benda dari kain yang bentuknya mirip kacamata menutupi matanya.
“biar ga silau, pijitin yah sampai teteh Tidur”

Sementara aku semakin leluasa menikmati keindahan tubuh teh Rita, ah buah dadanya jelas sekali membayang, begitu pula benda dantara kedua pangkal pahanya yang mulus yang tertutup sehelai celana dalam merah itu.

15 menit kemudian ku dengar suara dengkur pelan yang teratur teh Rita rupanya suah tidur pulas pikirku, padahal saat itu Rita sama sekali tidak tidur.
Ayo dika buka piyamaku, sentuhlah tubuhku, jelajahi, rabalah dengan gairah lelakimu…pikir Rita dalam hati.

Aku yang sedari tadi disuguhi hal-hal yang membakar gairahku, dengan jantung berdegup kencang menyentuh paha teh rita, mula-mula aku ragu-ragu tapi ketika ingat kata-kata teh Rita yang tak ingat apa2 setelah minum obat tidur membuatku semakin berani, gairah lelakiku sudah menguasai nafsuku, lalu perlahan-lahan kusingkapkan baju piyama teh Rita.

Dan sebuah pemandangan indah membakar gairahku buah dada teh rita yang ouih mulus padat dan berukuran sedang itu terpampang di hadapanku, gairahku menuntunku untuk menjamah buah dada teh Rita yang padat dan hangat, tanganku dengan leluasa menyentuhnya, menikmati kelembutannya, sensasinya membuat birahiku terbakar. Sejenak aku berhenti takut teh Rita bangun, tapi dengkur halusnya masih terdengar teratur. Padahal saat itu Rita pun tengah menikmati buah dadanya yang sedang diremas pelan oleh tangan Dika yang gemetar dan tersasa dingin, pasti dika merasa tegang takut ketahuan katanya dalam hati. Dia merasakan gairah kewanitaannya mulai menghangati tubuhnya. Aku semakin berani kucoa membuka bra teh Rita, ah ternyata tinggal menarik simpul di tengah ini dan terbukalah bra itu.

Aku terhenyak belum pernah melihat buah dada wanita dari dekat, buah dada teh Rita sangat indah padat dan kenyal, sementara putingnya yang merah muda kecoklatan menegang mengacung menantang untuk disentuh, tanpa ragu karena yakin teh Rita tidak akan bangun, kuremas buah dada yang hangat itu, kusentuh putingnya, kupijat dengan pelan dan kuremas, hangat, aku yang sudah dibakar gairah birahi mencium belahan buah dada teh Rita, lalu kujelajahi gundukan hangat itu dengan bibirku, dan ketika mencapai putingnya tak kuasa aku untuk menghisap-hisap dan memainkanya dengan lidahku sementara tanganku meremas-remas pelan buah dada teh Rita. Rita merasakan nikmat yang tak terkira sudah hampir 1 bulan tubuhnya tak dijamah lelaki. Sambil menikmati hisapan dika diputing buah dadanya, dan remasan2 hangat tangan dika di buah dadanya, ia tetap berpura-pura tidur pulas, melihat teh Rita yang tetap tidur pulas semakin membuat aku berani lebih jauh.

Tak puas menikmati kehangatan buah dada teh Rita aku menatap bagian tubuh teh Rita yang paling pribadi, ku lihat teh Rita yang tetap tidur pulas, kuberanikan megusap-ngusap pahanya dan meremas-remas pangkal pahanya yang mulus.
“dika bukalah celana dalamku, jangan takut, nikmatilah keindahan bagian pribadiku itu, ayo dika aku sudah tak tahan, jika kamu berani membukanya akan kuberikan kehangatan tubuhku malam ini untukmu, aku berikan kenikmatan yang indah dari pncak gairah kita berdua” ujarnya dalam hati.

Aku yang melirik ke arah wajah teh Rita yang tertutup penutup mata kain hitamnya, semakin yakin kalau teh Rita tak akan bangun. Lalu kubuka perlahan simpul celana dalamnya dikiri dan dikanan. Lalu terbukalah bagian pribadi organ intim kewanitaan teh Rita, dengan sebaris gundukan rambut yang halus seperti baru dicukur pendek, dengan belahannya yang indah membuat lembah yang menggoda untuk dijelajahi setiap lelaki yang melihatnya, sementara dikedua sisinya tamoak dua gundukan kecil daging yang mengapit secuil daging merah muda yang sedikit mengelambir. Tak tahan lagi ku sentuh gundukan rambut tadi kutelusuri perut mulus dan pusar indah diatasnya, lalu kubelai lembut dua gundukan kecil daging yang ditumbuhi rambut2 halus itu. Ah teh Rita benar-benar tidur pulas pikirku, gairahku menuntunkun untuk menikamati belahan organ intim teh Rita. Lalu kucium gundukan daging berrambut tadi, kuhirup aromanya, ahhhh aroma khas organ intim wanita tercium oleh hidungku, ohhh nikmat sekali baunya, belum pernah akau mencium aroma organ intim seorang wanita. Instingku menyuruhku untuk melebarkan paha mulus teh rita, dan benar saja organ intim teh rita kini tampak jelas membelah dengan belahan berwarna merah muda. Aku yang belum pernah melihat begitu dekat organ intim seorang wanita membuat gairah birahiku semakin mengelegak,

“ayo dika bukalah vaginaku, jelajahilah dengan jemarimu, nikmati hangatnya belahan vaginaku dengan lidahmu, ohhh ayolah Dika aku sudah tak kuat”
Aku tak kuasa lagi menahannya lalu ku beberkan belahan vagina teh Rita yang basah oleh cairan kental yang hangat, lalu kudekatkan wajahku ke vagina teh Rita, sementara Rita menahan napas bersiap merasakan nikmatnya sentuhan bibir Dika yang semakin mendekati vaginanya.

Aku mencium aroma khas vagina teh Rita yang semakin menambah panas gairah birahiku, lalu kucium belahan vagina teh rita, cairan kentalnya membasahi bibirku, terasa sangan hangat, licin, dengan rasa serta aromanya begitu khas memenuhi rongga hidungku, kubuka belahan vagina teh Rita semakin lebar hingga daging tipis yang menggelambir berwarna merah muda kecoklatan tersingkap dan memperlihatkan lubang vagina teh Rita yang merah muda merekah dan basah oleh cairan kental yang licin, aku yang sudah tak bisa menguasai seperti ada kekuatan yang mendorong naluriku sebagai seorang laki-laki spontan mencium lubang vagina teh Rita, lalu lidahku menjelajahi lubang vaginanya menghirup aroma khasnya, menyapu semua cairan kental yang licin dan berasa sedikit asin itu disekitarnya belahan vaginanya, sesekali menggelitik lubang vagina teh Rita, birahiku yang memuncak menunutun naluriku untuk menjilati belahan vagina teh rita yang hangat lembut, licin dan basah itu. Kontan saja hal itu memuat teh Rita menggelinjang hebat dan melenguh kenikmatan, membuatnya lupa untuk tetap pura-pura tidur.

Tapi sudah terlanjur.
Aku kaget, wajahku yang masih menempel dibelahan vagina teh Rita beradu pandang dengan wajah teh rita yang tampak menggigit bibir merah mudanya sebelah bawah.
Aku kaget!!!
aku terlonjak dan duduk menjauh

“t… ttt teteh bangun? Maaf teh ta ttta tadi mhh anu..”
aku bingung harus bilang apa sementara aroma khas vagina teh Rita masih menempel disekitar bibir dan hidungku, cairan kental vaginanya masih terasa di sekitar bibirku.
“ddd…dik…kamu llll…lagi ngapain….”
“mmmaf teh maaf….” Aku siap dimarahi, mungkin diusir, atau mungkin diserahkan ke satpam…. Ah pokoknya pasrah sudah ketahuan berbuat kesalahan yang gak bisa dimaafkan.
Tapi diluar dugaan teh Rita sepertinya tidak marah, ia pun berujar…
“Dika kamu nakal ya… di apain tadi teteh, bukannya suruh mijitin…, koq teteh jadi telanjang?”
“maaf teh…mmaaf” aku tak athu harus bilang apa. Tapi aku heran teh rita sama sekali tak menutupi auratnya yang hampir telanjang.
“ehhh nakalya, hayo ini koq dada teteh terbuka, kamu buka ya”
“iii iya teh”
“terus kamu remes2m, kamu cium, kamu hisap2 ya…”kata Rita pura-pura galak
“maaaaf teh….”
“maaaaf maaf, aja, terus ini celana dalam teteh koq terbuka,hayo kamu apain, hmm… kamu buka ya…”
“maaaf teh maaf….”
“sekarang kamu jawab dengan jujur dika, kenapa kamu buka CD teteh?”
“anu teh….maaf” aku setengah mati ketakutana duduk dengan tertunduk dengan kedua tumitku sebagai tumpuan pantatku.

Teh rita berdiri dihadapanku tapi ia tak berusaha menutupi tubuhnya yang telanjang piyamanya jatuh dikarpet, hanya bra merahnya yang masih menempel di bahunya, smentara celana dalam merahnya tergeletak di karpet.

“dika angkat wajahmu, lihat mata teteh…” perlahan aku tengadah menatap teh Rita
Lalu ia mencubit bibirku, vaginanya tepat berada didepanku.

“bibir kamu ini tadi nyiumin vagina teteh ya?, ayo jangan boong” katanya sambil mencubit bibirku. Aku mengangguk pelan tak tahu maksud teh Rita.

“dan tadi kamu pasti ngejilatin belahan dan lubang vagina teteh ya?”
Aku mengangguk pelan….

“mmmmh dika nakal ya kecil-kecil….awas ya”,
“mmaaaf teh maaf…”
“klo begitu hukuman nya gantian teteh yang menciumin kamu…”

“ttteh…apa teh…” belum sempat aku mengerti maksudnya teh rita berlutut dan mencium bibirku, melumat bibirku hangat, aku yang belum pernah berciuman dengan wanita seperti melayang, lidah teh rita begitu terampil menjelajahi mulutku, menggigit lembut bibirku.

“mmmmm bibir mu bau vagina teteh Dika….” Ujarnya setelah berhenti menciumiku, sementara alat kenjantanan ku yang tadi mengkerut kini tegang kembali.

“Gimana vagina teteh enak?”
“nnnnikmat teh hhh hangat….”

“oh gitu klo begitu sekarang giliran teteh menikmati punya kamu…” kata teh Rita seraya mengegengam alat kejantananku yang tegang dibalik celana SMA ku.
Lalu dengan cepat teh rita melucuti baju dan celana serta celana dalam ku, aku pasrah kini aku sudah telanjang bulat lalu teh Rita menyuruhku berdiri sementara teh Rita berlutut dihadapanku, tepat didepan alat kejantananku yang menegang mengacung keras, kupandangi wajah cantik teh Rita yang mirip Astri Ivo, lalu tangan kirinya dengan lembut mengelus-ngelus kantung buah zakarku sementara tangan kanannya mengegengam lembut batang kejantananku, aku seperti di awan teh rita yang cantik tengah mengengam kemaluanku yang tegang.
“Dika mmmmhhh punya mu besar sekali….”

Belum sempat kujawab aku melenguh keras kepalaku menengadah keatas betapa tidak, tiba-tiba teh Rita menjilat batang penisku beberapa kali, rasa geli yang nikmat mejalari tubuhku. Dan tidak sampai disitu tiba-tiba teh Rita menjilati lubang alat kejantananku itu, dan menjilati air kental licin yang keluar dari dalam lubang kejantananku itu, sampai habis. ughhh geli sekalin rasanya tapi nikmat, lalu tiba-tiba teh Rita mengulum kepala penisku yang membulat seperti jamur kuncup itu, dan menghisapnya pelan, lalu lidahnya mengggelitik kepala penisku.

“mmhhhh Dikah… mhhh besar skalilihh…mmmm…slurp…
Mmmhh dikhhhh sruuppp…nikamtanyah… punyamuhhh….dikah…
Hangat…mhhhh….”

“tehhh….Rita….” rasa hangat mulut teh Rita yang tengah mengulum penisku teras sampai ke sumsum tulang, sensasi yang membuat gairah birahiku terbang ke surge kenikmatan, rasa hangat, geli dan nikmat menjalar dari alat kejantanan ku mengalir keseluruh tubuhku. Yang bisa kulakukan hanya diam sementara tubuhku terasa menegang, sementara dari mulutku tak berhenti melenguh menahan rasa geli dan nikmat.

aku yang tak kuat lagi dengan rasa geli dan nikmat ini, terduduk lalu perlahan aku terlentang, teh Rita masih mengulum punyaku sementara sesekali menyedot-nyedot kepala penisku, membuat badanku melengkung menikmati sedotan-sedotan lembut mulut teh Rita yang hangat di penisku.

lalu teh Rita berhenti mengulum penisku… wajahnya mendekati wajahku, lalu sambil menciumi wajahku dia berbisik ketelingaku

“dika teteh pengen kamu ciumi dan jilati memek teteh ya…” katanya
mendengar kata memek diucapkan oleh bibir wanita secantik teh Rita semakin membuat gairahku melayang…

“ayo Dik.. jilatin memek teteh… yahhhhh….”
“iya teh… “ jawabku…

teh Rita tidur terlentang di Karpet ruang TV, lalu dibukanya pahanya lebar-lebar… sehingga keindahan organ intimnya yang ditumbuhi rambut halus yang tampak dicukur pendek terpampang didepanku dengan belahannya yang berwarna merah dan basah merekah…

“ayo Dik cepet ciumin, kamu suka kan sama bau khas memek teteh…”
“ssssuka teh… baunya enak…”

aku langsung mendekatkan bibirku ke arah vagina teh rita lalu bibirku bersentuhan denga bibir vagina teh Rita yang basah dan merekah itu, aroma nya yang khas tercium begitu kuat, membuat birahiku semakin memuncak, cairan vaginanya yg bening dan kental menempel di bibirku, perlahan denga kedua jempol tanganku kusibakkan bibir vaginanya sehingga kini belahan vagina teh Rita terkuak memperlihatkan bagian bagian dalam bibir tipisnya dan lubang vaginanya yang basah dan merekah berwarna merah muda, sejenak kuamati keindahan organ paling pribadi teh Rita itu, sementara napas teh Rita semakin memburu tak sabar menunggu daerah intimnya itu untuk dicumbu oleh Dika, lalu kucium lembut tepat di lubangnya, bau khas vagina wanita tercium lembut dari lubang itu cairan kentalnya membasahi bibirku, anehnya aku malah semakin bernapsu, lalu kuciumi dan kujilati seluruh permukaan belahan dan lubang vagina teh Rita,
ahhhh… lembut, hangat dan nikmat sekali pikirku… sehingga hamper semua daerah belahan vaginanya yeng merekah itu habis kujelajahi bibirku, yang membuat teh Rita semakin menggelinjang-gelinjag, dan melenguh pelan merasakan rasa nikmat yang sulit dilukiskan oleh kata-kata itu…

lalu kutemukan sebuah gundukan kecil sebesar kacang hijau berwarna merah muda tersempil di bagian atas belahan bibir vagina teh Rita, aku yang penasaran karena baru kali ini melihat vagina wanita sedekat ini, mulai menjilatinya….
sontak teh Rita berteriak kecil menahan nikmat begitu daerah itu dijilati ku
“….Dikkkkhhhh auwhhhhhh itu klentit teteh… auhhhhh terushhhh dikkkkh, aaaaaaahhhhh….”

aku yang baru menemukan kelentit seorang wanita semakin bernapsu menjilatinya terkadang kucoba kuhisap-hisap dengan lembut…

tiba-tiba teh Rita Bangun dan menarikku lalu menelentangkan diriku di karpet ruang TV.

“ teteh gak tahan auuuuh dikkka…. teteh masukin ya kontol dika ke liang memek teteh biar tambah hangat dan nikmat…. mhhhhh” katanya beujar vulgar sambil menaiki tubuhku dan mengangkang tepat di pinggangku…

lalu dengan terampil jemarinya meraih penisku yang semakin tegang itu dan menuntunya mengarah ke belahan vaginanya yang sudah tak kuat ingin dipuaskan hanya dengan cara merasakan rasa penuh dan dijejali oleh btang penisku…

“teh Rita….” kataku… aku belum pernah berhubungan intim, sementara kejadian ini semua merupakan yang pertama bagiku…

“dikaaaaa… “ lalu kurasakan kepala penisku menempel di belahan vaginanya terasa licin hangat dan berdenyut, penisku bergeletar dan menjalar kesluruh tubuhku, perlahan aku merasakan penisku mengelesar memasuki hangatnya lubang vagina teh Rita… liang vaginanya terasa masih kencang dan cukup sempit, sementara teh Rita merasakan kepala penis dika menyibakkan bibir kecil vaginanya dan mendesak masuk memenuhi rongga liang vaginanya…
“awhhhh….Dikkhhh….”
“tetethhhhhh…..”

dan perlahan sedikit-demi sedikit masuklah seluruh batang penisku ke dalam liang vagina teh Rita, kenikmatan yang sangat menjalar dari batang penisku yang bergesekan dengan bagian dalam dinding vagina teh Rita melalui seluruh sel-sel ditubuhku, membuatku semakin terbang kealam kenikmatan birahi, terlebih ketika entah bagaimana lubang vagina teh Rita terasa berdenyut meremas-remas penisku yg berada didalamnya…

Teh rita tersenyum simpul ketika melihat Dika terpejam melenguh, ketika penisnya masuk ke dalam liang vaginanya, lalu dengan nakal dia kontraksikan otot vaginanya agar meremas-remas batang penis Dika, sensasi bermain cinta denga anak ABG ini begitu mempengaruhinya rasa sensasi menikmati keperjakaan Dika semakin melambungkan Birahi kewanitaannya denga cepat, lalu perlahan Rita bergerak ritmis menggoyang-goyangkan pantatnya, dengan batang penis Dika yang besar dan tegang sanggup membuat rasa ingin dipenuhi liang vaginanya terpuaskan, dia merasakan tubuhnya semakin bergolak, dan bagian dalam vaginanya terasa mengelatar-geletar semakin kuat.

“Dikaaaaahhhh…. mmmmhhhhh….” lalu dilumatnya bibir Dika denga rakus. sementara pantanya terus bergerak-gerak ritmis memaksimalkan rasa nikmat batang penis dika yang memenuhi liang vaginanya… sehingga terasa batang penis Dika menggesek-gesek seluruh bagian dalam dinding vaginanya, dan kelentitnya mengesek-gesek dengan ujung pangkal penis Dika…

sementara Dika yang belum berpengalaman mersakan nikmat luar bisa, penisnya terasa diremas dan di hisap lian vagina teh Rita sehingga semkin menegang dan megeletar halus seaakan-akan ada sesuatu yang ingin dipancarkan dari dala penisnya…

Teh Rita semakin cepat mengoyang-goyang pantatnya dan desakan dari dalam vaginanya terasa semakin memuncak, rasa hangat yang menjalar dari dalam vaginanya menyelimuti seluruh tubuhnya dan desakan itu begitu kuat apalagi dirasakannya batang penis dika mengesek2gesek dinding vaginanya dan kepala penisnya yng membulat mendesak-desak dan bergesekan dengan bagian terdalam dari vaginanya, tepat di mulut rahimnya, seperti ada sesuatu yang hendak terpancar keluar dari seluruh dinding vaginanya Rita semakin tak bisa menguasai dirinya, napasnya semakin memburu,

“HHHHhhhhh ouhhhh Dikahhhhh….mhhhhhh Awhhhhh dikkk….”
Dah Rita pun semakin cepat meggerakan pantatnya… lalu….
IIIIIKKKKKHHHH….auhhhhhhhhhhh…..”…..teh Rita berteriak tak bisa lagi menguasai dirinya… badanya terasa mengejang, dinding vaginanya terasa berdenyut-denyut ritmis meremas-remas batang penis Dika, terasa sesuatu memancar dari dinding vaginaya…

“mmmmmHHHH….” dinikmatinya puncak kenikmatan bercinta ini dengan seluruh perasaan… tiba2 dirasakanya Penis Dika semakin menegang dan bergetar-getar halus, tangan Dika terasa memeluknya erat, tubuh Dika terasa menegang…pantat Dika menegang dan mendesak menghimpitkan penisnya agar lebih masuk didalam liang vaginanya yang tengah berdenyut-denyut rimis mengiringi puncak gairah birahinya dan dirasaknya ada cairan hangat terpancar membasahi mulut rahimnya, membasahi bagian terdalam liang vaginanya, sontak rasa hangat dari air mani dika yang terpancar di dalam vaginanya itu semakin menambah puncak kenikmatan birahinya.

sementara aku seperti tak bisa lagi menahan lebih lama untuk menikamati puncak gairah birahiku ini, kurasakan batang penisku menghentak2 keras memancarkan air maniku di dalam vagina teh Rita,
“uhhhhh….hhhhhh…auhhh tehhhhh…. mhhhhh…. hhhh…..” lenguhku bersamaan dengan memancarnya air mani dari penisku…

vagina teh Rita yang berkedut-kedut pelan dalam puncak kenikmatanya seperti memeras dan mehisap-hisap penisku untuk menumpahkan seluruh air maniku di dalam vagina nya.

setelah beberapa kali penisku berkedut-kedut memancarkan air maninya, teh Rita yang sudah mengerti betul akan permainan cinta ini, membalikan tubuhnya sehinga kini aku ada diatasnya, memberikan kesempatan agar penisku yang masih tetap berada dalam liang vaginanya menuntaskan seluruh hasrat birahinya.
naluriku menuntunku untuk menekan-nekan pantatku sehingga mendorong penisku lebih masuk kedalam liang vagina teh Rita ketika kurasakan hentakan-hentakan lembut dipenisku, setiap kali penisku terasa ingin menghentak lagi memancarka sisa-sisa air maniku, kudorong pantatku sehingga penisku menekan liang vagina teh Rita dan air maniku terasa terpancar membashi liang vagina teh Rita dibarengi dengan rasa nikmat yang tak akan mungkin bisa dilukiskan oleh kata-kata…

Teh rita semakin memelukku erat, merasakan tetes-demi tetes air mani perjakaku yang keluar berbarengan dengan hentakan lembut penisku di dalam liang vaginanya. dinikmatinya rasa nikmat penis dika yang berdenyut-denyut memancarkan seluruh air maninya…

setelah puas seluruh air maniku telah keluar aku tertelungkup menindih tubuh hangat wanita cantik bernama teh Rita itu, kupandangi wajahnya yang mirip Astri Ivo, wajah wanita yang tengah menikmati keperjakaanku, teh Rita menatapku lembut, dan membelai-belai rambutku, sesekali mencium bibir dan pipiku…
lama kelamaan penisku semakin mengkerut dan perlahan-lahan keluar dari dalam liang vagina teh rita…

lalu aku bergulir disisinya lemas, rileks, puas, setelah menikmati hubungan intimku dengan seorang wanita untuk yang pertama kalinya…
teh Rita tampak puas sekali lalu dia memelukku…

“Dika… teteh seneng banget malam ini… “ katanya sambil mencium keningku dan memelukku erat, buah dada dan pentilnya terasa menekan dadaku.
“besok-besok… dika mau kan menemani teteh seperti ini lagi…” katanya sambil menyibak2kan dan membelai rambutku.
“iya teh..” kataku, lagian siapa yang nolak… aku serasa berada di awang-awang menikmati puncak gairah birah dan pengalaman pertamaku menikmati indahnya hubungan intim antara laki-laki dan perempuan, apalagi melakukanya dengan wanita secantik dan semulus teh Rita… walau dia bukan gadis tetapi pengalaman ini sungguh membuatku serasa terbang ke surga birahi.

rupanya ini merupakan awal dari rentetan pengalaman teknik bermain cinta yang tak akan kulupakan, Teh Rita bagaikan guru private dalam menyelami indahnya berbagai teknik dan posisi bermain cinta, setiap kali suaminya mas Tio meninggalkan rumah untuk berdinas, dan menjadi awal pengalamanku bermain cinta dengan beberapa wanita yang pernah singgah dalam hidupku.

__________________
Tamat

2 komentar:

  1. irdie 12561 Says:

    Bagus bikin horny

    Posted on 12 Juli 2016 pukul 21.55  

    irdie 12561 Says:

    Bagus bikin horny

    Posted on 12 Juli 2016 pukul 21.55