Istri Produser

Malam itu, Lani membanting tubuh nya ke ranjang dengan perasaan kesal yang berkecamuk dalam diri nya. Lani adalah istri dari seorang produser film yang bernama Acun. Lani berusia 25 tahun, perawakan model, dengan ukuran tubuh yang luar biasa seksi, sdgkan Acun adalah pria berusia 55 tahun dengan kekayaan yang melimpah.

Lani di peristri Acun dengan cara dibeli dari orang tua nya yang mempunyai hutang yg besar pada Acun, sehinggga tidak ada cinta dalam rumah tangga nya.
Dalam kebutuhan seksual, Lani sangat tidak terpuaskan oleh Acun, maklum Acun berperawakan gendut dengan ukuran penis yg di bawah rata-rata pria normal.
Dalam setiap persertubuhan mereka selalu berlangsung cepat tanpa sekalipun Lani mencapai kepuasan. Apalagi malam itu Acun yang sedangk pergi ke luar kota untuk kepentingan syuting film terbaru nya. Sedangkan libido Lani saati ini sedang tinggi dan membutuhkan penyaluran yang cepat.

Lani bangun dari tempat tidur nya menuju lemari dan mengambil baju tidur dengan model lingerie, dilepaskan nya baju keseharian nya yang di pakai untuk shoping dan berjalan-jalan. Sambil berkaca di cermin, payudara nya yang berukuran 36b tampak indah tersanggah bra hitam menantang belaian tangan seorang lelaki, perut nya yang ramping putih mulus, dengan bongkahan pantat yang aduhai. Dilepaskan bra hitam dan dilorotkan nya cd hitam itu ke lantai berkarpet di kamar nya, kemudian dipakai nya lingerie transparan berwarna putih sambil menatap cermin di meja rias nya.

Bayangan nya jauh melayang, menerawang, mengharapkan belaian dari suami nya, tangan nya meraba payudara montok milik nya denga puting merah muda yang mulai menonjol kecil. Nafas nya mulai memburu menahan sentuhan tangan nya, kuku tangan kiri nya yang lentik itu di gesekan tepat di puting nya, di ikuti rabaan halus penuh gelora yang tertunda, dengan tangan kanan pada perut nya. Di turunkan tangan kanan pada vagina nya yang terhalang kain sutra lingerie nya.
Kemudian dia menuju ranjang kingsize mewah yang beralaskan sprei sutra, sambil terlentang di tarik lingerie nya sebatas perut, terpampanglah gundukan daging kenikmatan yang cukup tebal ditumbuhi bulu-bulu halus dan terawat dengan bentuk segitiga yang sengaja dibentuk nya.

Lani tetap meremas dan menggesek puting nya, tangan kanannya mulai membuka bibir mungil vagina nya yang berwarna merah muda. Di gesekan nya dari arah bawah ke atas menuju it1lnya, desahan nafas nya mulai tak teratur dan cairan vagina yang mulai membanjir...
Di ruangan lain Ajin mengendap menuju ruangan kerja Acun, Ajin adalah anak dari kakak Acun yang telah meninggal dan menumpang hidup di rumah Acun. Ajin berusia 31 tahun, pengangguran, gemar berjudi dan terlibat banyak hutang, namun hal itu tidak di ketahui oleh Acun.

Ajin masuk ke ruang kerja Acun dan mencuri kamera canggih milik Acun yang baru dibeli Acun dari rekanan kerja nya di luar negeri, kamera itu harga nya cukup mahal, Ajin bermaksud untuk menjual kamera itu untuk melunasi hutang-hutang nya. Sambil menenteng kamera dia berjalan mengendap bermaksud untuk keluar rumah, namun langkah nya terhenti ketika melewati kamar tidur Acun, karena terdengar sayup-sayup rintihan seorang wanita. Karena penasaran di dekatkan telinga nya ke daun pintu kamar tidur itu, suara nya makin jelas terdengar mirip erangan kenikmatan seorang wanita, diambil nya bangku dan di intipnya kaca jendela yang ada diatas pintu kamar tersebut.

Ajin tersentak, mata nya seakan tidak percaya dan kaki nya bergetar menyaksikan pemandangan yang dilihatnya, terlihat dengan jelas di dalam kamar yang lampunya masih menyala itu Lani sedang menusukan jari tengah nya yang mungil itu ke dalam vaginanya dengan pakaian yang tersingkap keatas sampai ke dadanya. Ajin seakan tak percaya menyaksikan keindahan tubuh Lani yang selama ini paling cuma keseksian yang di balut pakaian. Antara gairah yang timbul dan pikiran jahatnya, dia menyalakan kamera yang di bawanya dana merekam erangan dan desahan Lani.
Sekitar 5 menit berlalu Lani masih terus dengan kenikmatan yang tengah diraihnya. Ajin turun dari bangku sambil tetap menyalakan kamera, lalu mengetuk pintu kamar Lani.

Alangkah kaget nya Lani ditengah semakin mengerasnya puting dan deras nya cairan vaginanya. Dengan cepat diturunkannya lingerie nya dan bangun, dengan perasaan kesal dan kaget Lani melangkah menujun pintu.
Sambil setengah melongok ke luar Lani membuka pintu, begitu pintu dibuka Lani semakain terperangah, di lihatnya Ajin tengah memegang kamera yang ditujukan padanya. "Hah? Ajin, apa-apaan kamu!. Dengan gairah yang sudah memuncak menyaksikan kemolekan tubuh Lani Ajin berkata, " Sudah jangan pura-pura ga tau, saya sudah merekam semua erangan dan kelakuan kamu dari tadi". "Cepat masuk!, kunci pintunya".

Ditengah kebingungan Lani mengunci pintu dan berdiri terpaku melihat Ajin yang memasang Tripod kamera dan di arahkan ke ranjang Lani. Setelah itu Ajin dengan cepat mencekik leher Lani dan menutup mulut Lani. "Diam, jangan berbuat macam-macam, buka baju mu!", " atau saya akan menyebarkan rekaman tadi ke semua orang".

Entah setan apa yang merasuk di tengah gairah Lani yang tertunda dan shok yang baru dialami nya, dengan terpaksa akhir nya Lani melepaskan lingerie nya dan Ajin langsung mendorong Lani ke ranjang dengan kasar.
Lani terlentang sambil menutupi bagian2 sensitif tubuh nya berkata, " Ajin, jangan!, saya istri paman mu". Tapi tindakan Ajin sungguh di luar dugaan Lani, Ajin malahan melepas baju nya dan langsung menindih Lani sambil menciumi leher Lani, lalu tangan nya dengan penuh nafsu menggerayangi payudara dan perut Lani.

" Jangan Jin!", teriak Lani sambil memberontak dan menangis. Ajin yang sudah kesetanan dari tadi tidak peduli. " Semakin kamu memberontak, sayang semakin bergairah". Tangan Ajin memilin-milin puting indah merah muda Lani yang kembali mengeras, diangkat tangan kanan Lani sehingga terpampang ketiak nya yang bersih, botak terawat dan harum, dijilati nya ketiak Lani dengan rakus nya. Lani mulai kegelian, puting nya makin mengeras dan cairan vagina nya mulai membasahi kembali. " Jangan, jangan", pikiran nya berkecamuk antara penolakan dan rasa geli yang mulai menjalar , menjadi sensasi kenikmatan yang baru kali ini di alaminya. Mulut Ajin berpindah ke puting, dijilatinya puting merah muda menantang itu dengan intens, lalu mulut nya berpindah ke perut Lani, pusar nya pun tak luput dari sasaran jilatan Ajin. Dari situ Ajin bergerak turun ke paha Lani, bulatan pantat nya pun ikut di cium dan dijilati.

Tangis Lani mulai reda dan mulai menggelinjang takala lidah Ajin bermain di selangkangan Lani, namun Ajin sengaja tidak menjilati vagina Lani terlebih dahulu, dia ingin Lani menderita kenikmatan dulu. Dijilati pinggiran vagina Lani tanpa mengenai vagina nya, lalu turun ke daerah vagina dan lubang anus. Badan Lani tersentak-sentak sambil berkata pelan, "Ajin aduh, Jangan Jin, sudah Jin", namun tanpa melakukan pergerakan untuk menolak.

" Gile, vagina kamu bagus bgt Lan", sambil terus menjilati anus nya.

Perlahan lidah nya menuju bibir seksi vagina Lani yang mulai membuka, dijilati nya dengan perlahan terus menuju lubang vaginanya, lalu membuat gerakan menyapu keatas sesekali menyentuh it1l Lani.
Kontan Lani tersentak seperti tersengat listrik takala lidah Ajin mengenai it1lnya, cairan vaginanya makin deras, sambil tetap berkata, " Jin, sudah Jin, jangan lagi", tanpa disadari tangan Lani mulai menyentuh puting nya sendiri, Lani menyadari permainan Ajin luar biasa, hal yang tak pernah dia dapatkan dari Acun, sehingga ketekunan Lani dalam merawat tubuh serta vaginanya akhir nya harus dinikmati Ajin.
Lidah Ajin masih di it1l Lani, tangan kiri meremas payudara sedangkan jari kanan nya mulai memasuki lubang vagina Lani dan langsung menyeruak masuk.

"Luar biasa ini vagina, udah bersih, merah muda, wangi,ternyata sama satu jari juga masih ketat gini, emang penis Acun kerjaaan nya apa?", kata Ajin.

Lani merasa malu dan terhina dengan kata-kata Ajin, tapi dia hanya bisa menggigit bibir nya sendiri saja karena rasa nikmat yang luar biasa, bahkan tangan Lani memegang tangan Ajin yang sedang merojok vaginanya, sambil sesekali seperti yang mengarahkan agar dapat menyentuh g spot nya.

" Jangannn, aatasss...jangannn, yaaa ittuu...". Ajin mulai tau titik nikmat Lani yang dapat membuat nya mencapai puncak kenikmatan, sambil meremas puting dan menjilat it1l Lani, kocolan tangan Ajin di percepat mengarah ke g spot nya.

Akhir nya jebol juga pertahanan Lani, sambil mengangkat pantat nya ke atas dan berkedut-kedut, " Ajinnn, sudahhh, ampun...". Keluar lah lahar kenikmatan Lani dengan deras, seiring dengan tubuhnya yang mengejang.

" Ah, ah, ohhh, tidakkk...". Ajin tahu Lani sudah mencapai puncaknya, sambil menunggu kenikmatan Lani reda tanpa menghentikan kocokannya, tangan kirinya dengan sigap membuka celana dan bangkit sambil melorotkannya ke bawah, Lani dengan mata sayu mengira kenikmatannya sudah selesai melirik ke arah Ajin, ada rasa benci, malu dan nikmat sekaligus kaget dan juga kagum. Betapa di hadapannya terpampang penis Ajin yang sudah tegang penuh dengan ukuran diameter dan panjang jauh di atas kepunyaan suami nya.
" Jin, sudah Jin, sudah cukup!", sambil mengatupkan selangkangannya, namun gerakan itu tidak datang dari dalam hati yang sebenarnya. Ini terbukti ketika Ajin membuka paha Lani sambil tersenyum sambil mengarahkan penisnya ke sela-sela bibir vagina Lani.
" Sekarang gue yang mau nikmat", tanpa terburu-buru di gesek-gesekan kepala penisnya ke permukaaan vagina Lani, dari bawah membelah bibirnya menuju ke atas menyentuh it1l terus menerus dengan irama yang santai.
" Ahhh", Lani menggelinjang, padahal baru saja reda puncak kenikmatan yg diraihnya, tanpa disadari Lani mengangkat kedua pahanya sampai menempel ke perutnya, lalu di tahan oleh tangan Ajin sehingga pantatnya mengarah ke atas.

Ajin secara perlahan mulai mengarahkan kepala penisnya ke lubang sempit milik Lani. Ada rasa lega dari Lani, akhir nya lubang vaginanya terasa penuh oleh besarnya kepala penis Ajin yang mirip jamur itu.
Sambil menggigit bibir, tangan kiri Lani bergerak menuju it1lnya sedangkan jari telunjuk kanan nya bergerak menyentuh lubang anusnya seiring dengan melesaknya penis Ajin secara perlahan. Sungguh kenikmatan yang luar biasa, terasa sangat geli saraf dinding vagina nya, otot vagina mengencang seakan memeras penis Ajin, Ajinpun merasakan kenikmatan luar biasa, penisnya terasa sangat nikmat oleh ketat dan licinnya vagina Lani.

Keduanya bergerak serasi dengan irama yang santai, telunjuk Lani yang berada di anusnya sengaja di dorong-dorong menekan anus nya, hal ini membuat vaginanya seperti menyedot, mengempot penis Ajin.
Ajin sudah sangat terangsang dengan gerakan vagina Lani tersebut, dipercepat ayunan nya ke arah atas menyentuh titik nikmat Lani, hal ini di dukung oleh bentuk batang Ajin yang melengkung ke atas, sehingga dapat dengan intens menyentuh g spot Lani.

Lani yang kewalahan dengan serangan itu makin mempercepat gesekan pada it1l dan lubang anusnya, sungguh rasa yang tiada terkira.
Satu sentakan Ajin tepat menyentuh titik nikmatnya, " Ohhh, Ajinnnn, yang dalammm, ahhh, ahh".

Sambil terkejang-kejang menahan kenikmatan yang datang, tiba-tiba kepala Lani didongkakkan ke atas seiring pencapaian puncak kenikmatan Lani yang kedua, otot vaginanya mengencang membuat gerakan mengempot, hal itu membuat penis Ajin merasa ngilu dan akhirnya satu sentakan terakhir dihujamkan dengan keras sedalam-dalamnya ke vagina nikmat Lani itu dan menyemprotlah mani Ajin, keduanya berkelojotan saling memeluk, bahkan kuku Lani sampai mencakar punggung Ajin.

Selama beberapa detik, akhirnya mereka lunglai dengan posisi penis Ajin masih tertancap sempurna, hingga hanya terlihat buah pelirnya saja dimuka vagina Lani. Setelah letupan kenikmatan itu reda, dicabutnya penis Ajin yang berwarna merah seiring keluar nya cairan mani dari lobang vagina Lani.
Lani langsung bergegas mandi di toilet dalam kamarnya, sedangkan Ajin membereskan kameranya dan keluar dr kamar itu.
_________________
Tamat

0 komentar: