Risti Adik Kelas SMAku

Siang itu aku mengunjungi SMAku, salah satu SMA favorit di Jakarta. Sebagai alumni di SMA tersebut, aku Robert masih sering ikut membina kegiatan ekstra kulikuler yang ada, di antaranya melatih Volley dan Bulutangkis. Kesempatan ini juga aku pakai sebagai kesempatan untuk mengunjungi adik2 kelasku yang cantik2. Dan sebagai kakak kelas kadang kala membuat usahaku untuk mendekati mereka tidak terlalu sulit. Salah satu adik kelas yang dekat denganku adalah Risti. Berparas biasa saja, berkulit sawo matang, pintar dan mempunyai body yang proposional. Maklum, dia selain mengikuti kegiatan keilmuan dibidang bahasa Inggris, aktif juga di dalam kegiatan Paskibraka dan Cheersleaders. Hubunganku dengan Risti sendiri sudah berjalan 3bulan. Dan sampai saat itu masih terbatas ciuman saja.

Hari itu adalah hari Sabtu, di mana aku menyempatkan diri untuk bermain bulutangkis. Dan Risti, sedang mengikuti latihan cheers sore itu.

"Hai, kak Robert... mau main bulutangkis yah di atas? " tanya Risti saat berpapasan denganku. "Hai, Ris. Iya nih lagi mau main ke atas. Kamu lagi latihan? "tanyaku balik.
"Iya, kak. Tapi Risti haus mau beli minum dulu di depan." "Oke, sampai jam berapa latihannya, Ris?"
"Jam 4 juga sudah selesai, Kak"
"Baiklah. Kalau sempat nanti main-main lah ke atas."
"Beres deh.... kebetulan aku minta di jemput pak Min agak lama kak. Biar kita bisa berduaan lebih lama...."
Seeerrr mendengar kalimat Risti membuat pikiran ku sekilas membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

Sekitar jam 4, pintu aula atas terbuka dan muncullah Risti dengan mengenakan kaus gombrong dan celana hotpans yang membuat cetakan lembah di antara kedua pahanya terlihat samar2.

"Lho, kak...mana yang lain? Kok kak Robert sendirian?", tanya Risti mellihatku sedang bermain shadow dengan tembok.
"Iya, yang lain baru aja pulang." Sahutku sambil menghampiri Risti dan mengecup bibirnya.
"Ahhhhh, kak....jangan begitu nanti kalo ada yang masuk bisa repot." Desah Risti saat kukecup bibirnya.
"Hehehehe.... nga ada yang bakalan ke sini Ris."
"Kamu mau menemani kakak bermain? "
"Boleh, Kak..."

Lalu setelah 15 menit kami bermain terlihat Risti memberikan tanda untuk menghentikan permainan. "Kak, udah dulu ya...Risti capek." Lalu kamipun duduk2 di pinggir lapangan. Dan Risti tiduran di atas pahaku.

"Capek, Rist?"
"Iya, kak. Tadi soalnya lumayan latihannya. Dan tadi waktu Risti jadi base sempat terjatuh."
"Nih, lihat memar kan lutut Risti', kata Risti sambil menunjukkan lututnya yang memang seperti lebam.
"Duh, kamu, hati-hati donk Ris"
"Tuh liat sampai lebam gitu lutut kamu."

"Sakit? " tanyaku sambil memegang dan mengelus-ngelus lututnya.
"Nga, kak...Geli iya..." jawabnya sambil tertawa kecil. Melihat Risti tertawa membuatku gemas dan langsung saja kucium bibir mungilnya.

"Kak.....Kak Risti takut ada yang datang"
"Tenang" kubangunkan Risti sebentar dan "Klek..." suara pintu aula kukunci dan kemudian kumatikan lampu aula tersebut.

"Sini, sayang mana tadi yang lebam? Kakak lilat lagi.."

Tak lama segera kurangkul Risti dan kukecup lembut bibirnya.
"Makanya lain kali hati-hati yah sayang...."
"Iya kak...."
Lalu kamipun kembali bercumbu kembali. Semakin lama cumbuan kami semakin panas dan membara. Dengan adrenalin yang keluar sehabis kami berolahrga membuat suasana di dalam aula menjadi panas.

Kuberanikan diri untuk mencumbu Risti lebih jauh lagi. Ciumanku turun menyusuri leher jenjang Risti.
"Oh.... kak...." Risti membalas cumbuanku dengan desahan dan tangan yang semakin erat dileherku.

Melihat sambutan yang mendukung, tanganku mulai berani bergerilya. Tangan kiriku tetap menopang badan Risti sedangkan tangan kanan mulai menuruni dadanya. Terasa sangat kenyal sekali payudara Risti di tanganku yang merabanya dari lluar kaosnya....

"Ouuughh, kak Robert...."
Segera kukulum lagi bibir Risti untuk menghentikan desahannya. Dan tanganku meremas pantadnya yang begitu kenyal.....

Segera kutarik Risti ke dalam Ruang ganti. Hasratku untuk berbuat lebih jauh semakin tak tertahan. Segera kurebahkan Risti ke atas meja yang ada di ruang ganti tersebut.

Kembali kami berciuman dengan liarnya. Tanganku tak tinggal diam. Kusingkapkan dan kulepas kaos yang dikenakan oleh Risti. Kuremas remas dengan lembut kedua bukitnya dibalik Bra model sport yang dikenakannya.

"Oh....Kak..." Risti pun semakin liar dengan remasan2 lembut yang kuberikan. Tangannya tak tinggal diam melepaskan kaos yang kukenakan yang semakin basah oleh keringat nafsu.
Kutanggalkan Bra yang melekat,36B sempat kulirik dari kaitan bra yang kutanggalkan, dan kududukan Risti di meja. Ciumanku bergerilya menuruni lehernya yang jenjang dan turun menuju kedua bukit kembar yang begitu menggoda.

Kuelus lembut dan kemudian kujatuhkan ciumanku di bukit sebelah kirinya. Kekecup dan kemudian kusedot kecil... "Awww, kak....oughhh" pekik Risti sebagai reaksi atas aksi yang kuberikan kepadanya. Melihat reaksi demikian membuatku mengekplorasi lebih lanjut. Kuremass-remas dada Risti sebalah kanan. Dan pentil yang kecil kupilin-pilin lembut.

Ristipun semakin liar dan lenguhan2nya membuat adrenalinku semakin kencang mengalir. Membuatku gemas. Kutarik lembut pentil membuat Risti berpekik..."Awww, kak...sakit..."
Tak kuhiraukan pekikan Risti. Tanganku segera menarik lepas celana hotpans yang melekat. Di bagian tengan celana dalam Risti yang bermodel mini tercetak sebuah pulau kecil. Mungkin akibat cairan yang keluar, tanda Risti sudah terangsang sekali.

Kuelus2 bagian tengan celana dalamnya membuat Risti semakin menjerit...."Ouchhh, kak...Ochhh..."
Kuselipkan jariku kedalam celana dalamnya, dan kumainkan jari-jariku di atas klitorisnya...."Ochh kak....terus kak....geli...."
Merasa terganggu dengan celana dalamnya, segera kulepas dan kubuang ke lantai.

Setelah celana itu terlepas, kubuka celana pendek dan celana dalamku. Segera aku berlutut. Mengamati dan mengelus-ngelus kemaluan Risti dengan lembut. Semakin cepet elusan yang kuberikan membuat Risti semakin melenguh dengan keras..."Ochh,kak.....Ouchhh"
Kukecup vagina itu...Hmmmm wangi khas vagina yang saat itu aneh bagiku namun memberikan sensasi lain...

Kuberanikan lidahku untuk bermain di vagina Risti...Kusapu permukaannya atas dan bawah....
"Kak, robert...ouchh....terus kak...."
"Kak, ah..... "
Seiring desahan yang keluar...vagiana Risti mengeluarkan cairan...Kujilat dan kuhisap seakan tidak ingin membiarkan cairan itu keluar begitu saja...
Akibat dari hisapanku Risti berteriak " Ah....Ah...Ah...Kakkkk!! Risti mau pipis Kakkk.....Ahhhh" Melihat ini segera kumasukan jariku dan kukocok didalamnya semakin lama semakin cepat disertai dengan jilatan2 lidahku....akhirnya "Arrrgggggghhhhh Kakkkkkkkk..." Tubuh Risti mengejang hebat....

Kubiarkan Risti menikmati Orgasmenya. Orgasme yang mungkin pertama baginya. Saat membuka matanya Risti berkata " Kak, oh.....nikmat sekali.." Kukecup bibirnya dan kemudian kubisikkan " Risti, I Love U So Much..."
"Love U So Much To...." Kembali kami berpagutan dengan mesra. Kubimbing tangan Risti untuk menyentuh kemaluanku yang berdiri tegak. Ku berikan contoh untuk mengocok kemaluanku yang berukuran 18cm diameter 4cm...Kocokan tangan Risti yang mungil dan lembut membuatku berdesi "Oh....ya Risti...Oh...Enak sayang". Kumainkan kembali kemaluan Risti yang masih basah....Kupilin2 clitorisnya..."Ouhhhh Kak....Gatel lagi kak...."

Segera kuposisikan diriku diantara kedua kakinya. Dengan isyarat kumohon izin darinya. Tak ada kata terucap...hanya anggukan kecil. Kuposisikan kemaluanku tepat di depan kemaluannya...kugosok-gosok kecil dan berputar memainkan klitorisnya...membuat Risti tak tahan dan merebahkan badannya di meja sambil meremas-remas bukitnya...

Setelah kurasa pas..dan kemaluan Risti kembali basah oleh lendir kenikmatannya..Kutekan kepala kemaluanku menyeruak membuka jalan di dalam kemaluan Risti....."Ah.... kak....Sakittt!!!" pekik Risti saar kepala kemaluanku berhasil menerobos masuk. Kebelai rambutnya dan kupagut bibirnya untuk menenangkan Risti....Setelah kurasa kemaluannya mulai beradaptasi dengan adanya benda asing d dalamnya kutekan dan kukeluarkan masukan kemaluanku pelan-pelan...sampai akhirnya "Crreeeetttzzz....." kemaluanku seperti menyobek sesuatu dan "Blessss!!!" masuklah seluruh kemaluanku di dalam vagina Risti. "Kakkkkkk......Awwww!!!" Jeritan Risti dan kulihat tetes air mata di ujung matanya

Oh....vagina yang sempit dan peret...mencengkeran kemaluan begitu erat..Kuremas-remas payudara Risti dan kucumbu bibirnya untuk menenangkannya. Setelah kulihat Risti lebih tenang...kuayun perlahan-lahan kemaluanku......

Ristipun mulai menikmati ayunanku. Kucoba dengan ayunan 9 kecil 1 dalam. Satu....Dua....Tiga....Empat....Lima....Enam....Tu juh...Delapan...Sembilan....Seeeeepppppuluh......S aat hitungan kesepuluh kubenamkan semua kemaluanku menyeruak ke dalam vagina Risti...."Ohhhhhh.....kakkkkk.....".

Kuulangi lagi....Satu....dua.....Tiga...Empat..Lima...Enam. ...Tujuh...Delapan...Seeeemmmmbiilllaannn....Seepp pppulluhhhhh....kuulangi....dengan tekanan pada ayunan kesembilan dan kesepuluh " Ohhh....kakk.......Enakkkk...kakak.....Terus Kakk....!!!" Desah Risti....
Kuulangi lagi dengan kombinasi sama...dan pada ayunan yang keempat Risti berteriak "Kakkkkk ayo Kakkk Risti Mau keluar lagiiii....." Ayunan ke enam saat baru saja kubenamkan kemaluanku dihitungan keempat.....Risti menjerit " Ahhhhhh......ahhhhh...........Kakkkkk......"dan tubuh Risti kejang-kejang dan digigitnya tanganku "Ahhhhh..." Kubiarkan kemaluanku masih berada di dalam kemaluannya....

Saat Risti mulai menguasai diri, kuminta iya untuk membelakangiku dengan posisi nungging dan bertumpu di meja. Melihat posenya membuatku gemas...kukecup vaginanya dan kuberikan tepukan ringan pada bongkahan pantaddnya.....

Segera kemudian kutancapakan kembali kemaluanku ke dalam vaginanya. Posisi ini membuat kemaluanku semakin dalam masuk ke dalam vaginanya.

"OHHHH Kakkkk....." tusukan pertama dengan posisie doggie membuat Risti melenguh. Kuayun dan kupompa kemaluannya.
"Cleppp....Cleppp....Clepppp" Suara kemaluan kami beradu diiringi dengan suara beceknya vagina Risti oleh cairan yang keluar dari kemaluan Risti....

Kupompa dan semakin lama kutingkatkan Rpm kocokan pada kemaluannya membuat Risti tak tahan

"Kakkkk Ouuchhh....Ouch..."
"Ouch....Kakkk Risiti Mau Keluar lagi..."
"OOuuuchhh....Ahhh....Iya Sayang....Kakak juga sebentar lagi keluar, kita bareng yah sayang..." Kukecup bibirnya dari belakang sambil kuremas bukit kembarnya.
Kembali kugenjot Risti dengan cepat....
"ochhh....oh....Kak....."
"Ayo sayng....Ohhh.....Ohh...."
"Oh....Kak....Risti Luv U kak Robert"
"Iii...Luv...U....Tooo Risti..."
"Crrrrooooottttsss.....Croooots....Crooootsss..... Crotsss...Croootsss" semburan spermaku didalam rahimnya mengiringi orgasmeku
"Ochhh..oH....kAKK..kAKKKKKKK" Jeri Risti menjemput orgasmenya kembali...

Setelah kami mencapai orgasme kami bersama, kurebahkan badanku di atas Risti. Sambil memejamkan mata menikmati orgasme bersama yang baru kami reguk. Kubiarkan kemaluanku tetap berada didalam kemaluan Risti yang serasa menjepit dan mengurut2.

"Plooopp..." Suara kemaluanku yang mengecil dan keluar dari sangkar emas Risti. Kubuka Mata. Dan ku kecup kening Risti sambil mengucapkan.."Terima Kasih ya Sayang...."

Risti hanya tersenyum. Segera kami memakai kaus kami kembali dan di lantai lulihat ceceran sperma bercampur dengan darah perawan Risti.

"Kak...Jangan tinggalin Risti."
"Risti Takut kehilangan kakak "

Demikian kata-kata terakhir yang kuingat membayangkan kejadian tahun lalu. Lulus SMA Risty melanjutkan pendidikannya di Australia dan aku sibuk dengan pekerjaanku. Membuat kami memutuskan untuk mengambil jalan sendiri2.

__________________
• TAMAT •

Tetanggaku, Guru Sex Ku

Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu saat aku masih duduk di bangku SMA. Aku hidup di sebuah perkampungan rakyat yang cukup sederhana dan rumahku bertetanggaan dengan sebuah keluarga muda yang baru memiliki 2 orang putri.
Bermula dari kedekatan keluargaku dengan kedua putri tetanggaku itu maka kami merasa seperti keluarga, sebut saja ibu dari kedua putri ketanggaku itu Ba’ Rin.
Ba’Rin memang bukan tipe wanita yang cantik tapi ia memiliki body yang menurutku cukup seksi apalagi bila ia berkunjung kerumahku dengan menggunakan pakaian yang cukup mengundang hasrat kejantananku bangkit. Kadang- kadang aku berhayal seandainya ia jadi pacarku mungkin….( oh indahnya )

Suatu malam saat aku sedang menonton pertandingan sepak bola kegemaranku Ia berkunjung kerumahku, seperti biasa ia menggunakan gaun yang sedikt transparan sehingga tanpa sepengetahuannya aku bisa menikmati pemandangan yang dua bukit indah miliknya, ternyata ia memintaku untuk memperbaiki mainan putrinya yang rusak, maka tanpa berpikir lama aku bergegas beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju rumahnya.

Malam itu setelah selesai memperbaiki mainan putrinya aku melanjutkan menonton pertandingan sepakbola dirumahnya ternyata suami Ba’Rin malam itu tidak pulang kerumah ada job diluar katanya. Kata mengobrol sampai larut malam ternyata kedua putrinya telah terlelap tidur, tanpa aku sadari ternyata aku begitu dekat dengannya entah ia dadar atau tidak ia senderkan pundaknya di dundakku sehingga tercium bau aroma tubuhnya yang khas sehingga venisku berdiri, Aku coba beranikan diri mengelus rambutnya dengan perasaan takut dan bergemetar ternyata dia diam saja, mendapat reaksi demikian aku makin berani aku coba meraih pundaknya agar bersandar didadaku ternyata ia bereaksi, ia berpaling dan berbalik memandangku “ jangan nakal Gal “, “ nanti ada orang yang tau, lagian udah malam kamu gak pulang “, aku lepaskan tanganku dari pundaknya “ ya udah, maaf Ba “, “ Tapi malam ini kan mas Noto gak pulang, Ba gak takut sendirian “ kataku. Ia menarik napas panjang kemudian berdiri “ kalo kamu mo tidur disini, kamu bilang dulu sama orang tua kamu yach “, “ Ba mo tidur duluan dah ngantuk “ katanya sambil bergegas menuju kamar tidurnya.

Maka malam itu aku tidur diruang tamu rumah Ba Rin, malam makin larut hayalanku menerawang jauh membayangkan nikmatnya bercinta sama Ba’Rin, malam semakin larut tapi mataku belum bisa juga terpejam sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 02.00, tiba-tiba aku merasa haus, aku beranjak ke belakang untuk mengambil segelas air setelah itu aku kembali kedepan tapi begitu aku melewati kamar Ba’Rin tanpa tirai kamar Ba’Rin tersingkap maka muncul pikiran isengku untuk mengintip ke kamar Ba’Rin, ternyata Ba’Rin pun belum tidur samar-samar aku mendengar suara rintihan dari dalam kamar Ba’Rin kusibak tirainya pelan-pelan .

Sungguh pemandangan yang luar biasa ternyata Ba’Rin sedang Masturbasi kulihat Ba’Rin sedang berbaring sambil mengangkangkan kakinya,tangannya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan kelubang senggamanya sedang tangan kanannya meremas buah dadanya sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil sesekali mulutnya berdesis “Aku semakin penasaran ingin melihatnya dari dekat, aku beranikan diri membuka pintu kamarnya sambil berjingkat aku mendekati ranjangnya dan pemandangan syurr itu makin jelas dimataku, Aku bergetar darah mudaku bergejolak nafsu birahi ku bangkit. Samar –samar aku mendengar ia menyebut namaku “ Ouhhhh…Galih…Ssss...Ahhh “. Batang kemaluanku sudah sangat tegang. Tiba-tiba ia kaget karena kehadiranku dikamarnya lalu menarik selimutnya dan menutupi tubuhnya.

“ Sedang apa kamu disini, Galih “ aku gugup dan bingung “ maaf Ba, aku gak bisa tidur “ sambil mendekati ranjangnya. Kutarik selimut yang menutupi tubuhnya “ Jangan Galih, nanti mas Noto tau “, “ tenang aja Ba saya gak akan menyakiti Ba, lagian tadi Ba juga menyebut nama saya”, “Ba, mau juga kan ?“ tanyaku lirih sambil meraba pahanya yang putih mulus, secepat kilat kutubruk tubuhnya dan kuhujani ciuman penuh nafsu tapi dia terus meronta berusa menghindari dari hujaman ciumanku, segera tangan ku bergerak kearah buah dadanya yang lumayan besar “ Ouuugh, jangan galih, kumohon lepaskaan “tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya bulu-bulu lebatnya telah kulewati akhirnya sampai keliang senggamanya ternyata sudah basah. “ Uuhhh...Sssst “ akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan nafasnya mulai tersengal-sengal “ Ohhhh...Yaahhh.. jangan Galih, jangan lepasskan...terusss “ gerakan Ba’Rin semakin liar Ia mulai membalas ciumanku, tangannya menggapai laras panjangku kubiarkan tangannya menggam dan mengocoknya, aku semakin beringas, kemudian aku bangun aku semakin bernafsu melihat liang kewanitaannya yang merah mengkilat, kujilat bibir kewanitaan Ba’Rin “ Aahh...Ohhhh...enak galih..terusss…yaakh..terusss “.

“ Sudahahlah galih..sekarang..ayolah sekarang masukkan..Ba udah gak tahan “ pinta Ba’Rin. Tanpa buang waktu lagi kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya “ Pela-pelan galih ..Uuhhh..enak galih “ dia menjelrit saat kumasukkan seluruh batangkemaluanku hingga aku merasa mentok sampai dasar rahimnya. Lalu ku tarik dan kumasukkan lagi lama-lama kupompa semakin cepat “ Oughh… Ahhhh..Ahhh.Ahh “ Ba’Rin mengerang menahan nikmat, aku semakin bernafsu “ Ouhhh.. galih Ba’mau keluar aaaahhh..” dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku dan aku merasakan ada cairan hangat yang keluar dari vaginanya dan membasahi kejantananku, ba’Rin menggoyang pinggulnya membuat aku makin bernafsu untuk segera menyelesaikannya. “ Gimana Ba’ Enakkan ?” kataku sambil mempercepat gerakanku “ Yaahhh..enakkk. punya kamu enak banget “ dia semakin bergoyang liar akhirnya aku merasa sampai ke klimaksnya dan ternyata diapun mendapat orgasme lagi “ Creeettt..croott..serrr “ spermaku menyemprot didalam rahimnya bersama dengan maninya yang keluar lagi..

setelah itu kami tergeletak lemas diranjang, Ba’ Rin tersenyum tanda puas “ kamu nakal galih “ akupun tersenyum “ Ba’ boleh kapan-kapan saya minta lagi “ kataku. Ia tersenyum dan mengangguk tanda setuju.

Maka setelah kejadian itu setiap ada kesempatan entah itu dirumahnya atau dirumahku maka kami melakukannya dengan penuh nafsu dan ternyata Ba’Rin adalah tipe wanita yang haus sex dan penuh fantasi karena setiap kali bercinta ia pasti meminta gaya baru yang buatku sangat menyenangkan. Ba’Rin adalah tetanggaku dan sekaligus guru Sexku.

Tamat

Garap kakak, garap adik

ni adalah cerita sesungguhnya tapi nama-nama dalam tokoh ini hanya samaran belaka. Bermula dari keluguan saya mengenai wanita dan saya beberapa kali dipermainkan dalam bercinta , timbul dihati untuk membalas sakit hati. Setelah itu saya berfikiran memacari cewek hanya untuk mencari kesenangan dan sex. Sudah beberapa cewek yang menjadi korban, walaupun saya bukan orang yang ganteng sekali dan juga bukan anak orang kaya tapi cewek-cewek yang berhasil saya gaet bukan orang sembarangan, selain cewek yang cantik juga kaya dan mempunyai orang tua yang terpandang. Dan sudah menjadi syarat cewek yang menjadi pacar saya harus sudah pernah tidur dengan saya paling lambat 1 bulan setelah resmi pacaran.

Dari sekian banyak cewek koleksi saya hanya ada satu yang paling menarik perhatian, yaitu Ika, dia berusia 1 tahun dibawah saya dan satu kampus dengan saya. Ika mempunyai body bagus sekali, orangnya putih dan rambutnya hitam sepundak. Walau baru kenal seminggu kami sudah resmi berpacaran, saat itu saya kos didekat kampus dan Ika tinggal di Bogor. Saya sengaja cari tempat kos yang bebas untuk menerima tamu wanita untuk masuk. Pertama kali saya mencium Ika pada saat saya menyatakan cinta dan Ika menerima, sebagai kebahagiannya dia yang mencium saya pertamakali dan saya membalasnya dengan mesra. Setelah pulang dari kampus Ika selalu mampir ke tempat kos dan kami hanya berciuman saja sampai puas, tapi setelah seminggu saya berniat mengembangkan permainan, saat berciuman saya mulai meraba-raba toketnya, awalnya dia menepiskan tangan saya, katanya dia belum pernah toketnya dipegang cowok.

Sementara saya mengalah dengan memindahkan tangan saya dari dadanya, tapi beberapa saat kemudian saya bikin dia betul-2 terangsang dengan ciuman dibibir dan dilehernya dan saya mencoba lagi untuk menjamah toketnya dan kali ini saya berhasil meremas-remas malah sekarang dia yang membantu saya untuk meremasnya kuat-kuat sambil mengerang keenakan . Katanya dia sekarang betul terangsang, segera saja saya buka kemejanya sambil terus menciumnya di bibir terus keleher dan sampai ke dada, saya buka juga BH nya ternyata Ika mempunyai toket yang betul-2 indah dan sepertinya belum pernah ada yang menjamahnya. Lalu saya cium pentilnya yang masih kecil dan coklat itu, dia mulai mengerang lagi dan kali ini lebih keras lagi. Ahhhh ..aaaaahhhh . Bennnn . Enak sekali .. terus Benn jangan berhenti .ini enak sekali . Ternyata Ika sangat terangsang sekali, sambil terus menjilati putingnya, tangan saya terus menjalar kecelana jinsnya dan saya buka ikat pinggangnya, sepertinya Ika sudah tidak perduli lagi mau diapakan dia. Saya terus menciumi dadanya sampai terus turun ke perut, dia semakin mengerang kegelian sambil tangan saya membuka celana dan sekarang dia sudah betul-2 telanjang, saya sempat diam beberapa saat karena terpesona, Ika mempunya body yang bagus sekali dan kulit yang putih bersih serta bulu-bulu memek yang halus dan sedikit.

Terus saya menciumi lagi bagian perutnya hingga turun sampai ke selangkangan dan lidah saya mulai menjilati bulu memeknya, tapi Ika masih merapatkan selangkangannya sambil memandang saya ragu, saya terus berusaha untuk membuka selangkangannya perlahan-lahan. Saya bilang kedia "Kamu enggak usah takut .setiap orang pacaran pasti melakukan kaya gini." Kata saya sambil merayu.ternyata berhasil Ika mulai merenggangkan selangkangannya dan tampaklah memek yang indah dan merah basah serta masih rapat sekali, saya mulai menciumi itilnya, bau khas memek semakin membuat saya bergairah menjilati. Sambil terus mengerang kakinya mengejang saat saya jilat itilnya, terus berulang-ulang sampai memakin memburu suara eranggannya.

Aaahhh.ahhh..Benn rasanya saya enggak ...kuat lagi .aahhhh..Lalu kakinya mengejang keras dan ahhhh.... Ika ternyata sudah mencapai puncaknya, sengaja saya biarkan dia mencapai puncaknya dulu.

Sambil mengatur nafas yang terengah-engah Ika memeluk saya dengan kerasnya. Ben saya belum pernah mengalami hal seperti ini, katanya. Tapi saya terus langsung mencium bibirnya lagi dengan lembut. kontol saya yang dari tadi sudah mengeras semakin gatal saja, sambil mencium bibirnya saya buka kemeja dan celana, sekarang kami sudah sama-sama tidak mengenakan apa-apa lagi. Saya lalu meremas-2 toketnya yang sekarang sudah mulai mengeras lagi sambil saya bimbing tanganya untuk memegang kontol saya. Ika mulai mengocok-ngocok kontol saya, semakin gatal saja rasanya. Lalu saya bilang " Ika saya masukin yaaa ini saya ke itu kamu"."Tapi Ben .Ika masih takut "."Enggak usah takut nanti kalau kenapa-kenapa saya akan tanggung jawab .".

Lalu Ika diam sambil memeluk saya, saya pegang lagi memeknya ternyata sudah basah, dan terus mengarahkan kontol saya ke lobang memeknya. Begitu sampai di bibir memek saya menggoyang kepala kontol biar kena lendir yang keluar dari memek supaya gampang masuknya. Saya mulai mendorong masuk kepala kontol kedalam memek, Ika memejamkan mata sambil menggigit bibirnya menahan sakit, memeknya masih sempit sekali sehingga saya pun susah memasukkannya, tapi sedikit demi sedikit mulai masuk kepala kontol saya kedalam memeknya Ika. Pelukkannya semakin kencang."Bennn ahhh...sakit sekali."."Enggak apa-apa pelan-pelan saja.. nanti kalu sudah masuk pasti enggak sakit lagi.."kataku. Kepala kontolku terus sedikit demi sedikit saya dorong keluar masuk, walau baru kepala kontolku yang masuk saya merasa ada sesuatu yang mengganjal kepala kontol untuk masuk, saya yakin pasti itu selaput dara yang masih utuh dan keras. Lalu dengan sedikit dorongan lagi akhirnya kontolku masuk ke dalam memeknya.

Ika lebih mengencangkan pelukannya sambil menangis,"Ben ...kamu sekarang sudah memiliki saya sepenuhnya"."Ya", kataku. Sepertinya rasa nyerinya sudah mulai hilang, saya mulai menarik keluar masuk kontol di dalam memeknya Ika, rasanya enak sekali, dan Ika pun mulai menggoyangkan pantatnya terus menerus.
Sampai lebih dari 10 menit Ika mulai mengerang keras lagi "Ben ....kayanya saya mau keluar lagi ..."."Sama ....Ka...saya juga udah mau ....mau...mau....ahhhh " Belum sempat berkata lagi Ika sudah kejang sambil memejamkan mata dan saya merasa memeknya sudah banjir didalam, saya sendiri juga menambah cepat gerakan, dan akhirnya saya juga sampai."Aaahhhh....Ka....saya juga sudah ..sampai" Crott ...crott...crott..air mani saya keluarkan didalam memeknya Ika.
Lemas rasanya.... masih posisi menindih Ika, kami berpelukan dan kontol saya masih tetap berada didalam memeknya Ika.

Semenjak itu kami sering sekali melakukannya, dan semakin hari Ika semakin pandai sekali melakukannya. Belum pernah bosan saya sama cewek satu ini, kalau dengan cewek lain saya pacaran hanya beberapa bulan, tapi dengan Ika sekarang sudah berjalan 4 tahun.

Terus terang saja kalau yang namanya ngent*t saya memang paling gila, enggak pandang siang - malam, dimana saja kalau sudah bertemu Ika saya pasti minta dilayaninya dan Ika juga enggak pernah mengecewakan saya. Sekarang saya dan Ika sudah bertunangan, masing-2 keluarga sudah saling mengenal. Ika anak pertama dan adiknya juga cewek namanya Julie, Julie sudah menganggap saya sebagai kakak, sehingga dia dekat sekali dengan saya. Sekarang Julie kelas 3 SMU tapi dia belum punya pacar karena enggak boleh pacaran dulu sebelum kakaknya menikah.

Beberapa bulan yang lalu saya melakukan yang biasa saya lakukan sama Ika tapi kali ini Julie adiknya Ika. Saya juga enggak tahu kenapa bisa sampai melakukannya sama Julie. Ceritanya begini...Beberapa bulan kemarin Julie beberapa kali bolos sekolah sehingga dia mendapat surat dari guru untuk dikasihkan keorang tua , dia sangat takut sekali kalau sampai dimarahi, kebetulan saya lagi datang kerumah Ika tapi ternyata Ika tidak ada karena sedang kekampus hanya ada Ibunya saja yang berada dirumah , Begitu Jullie sampai dirumah langsung surat dari guru diberikan keibunya . Marah sekali Ibunya begitu membaca surat tersebut. Julie menangis dikursi ruang tamu tanpa bisa berbuat apa-apa. Karena terlalu kesal akhirnya ibunya pergi yang kebetulan mau pergi arisan. Sambil terisak-2 Julie saya nasehatkan supaya tidak membolos lagi, dia terharu sekali sampai akhirnya dia memeluk saya dan saya bun membelai rabutnya dengan sayang seperti kakak dan adiknya, tapi enggak tahu kenapa begitu memeluk Julie tiba-2 burungku jadi mengeras dan berhasrat sekali untuk melakukan sesuatu, sambil memeluk saya cium pipinya terus sampai kebibir, yang tadinya menangis terisak-2 sekarang mulai berhenti dan sepertinya malah menikmati ciuman saya.

Saya yakin Julie memang belum pernah punya pacar apalagi dicium cowok. Terus saya cium dia sambil memainkan lidah, dia semakin terangsang dan memejamkan matanya, sementara tangan saya membuka kancing baju seragamnya, ohhhh....indahnya toketnya masih sangar segar .saya mulai mencium pentil toketnya dan terdengan bunyi erangannya aaahh....aaahhhhh.. Kak jangan Teruskan.....kasihan kak Ika ....katanya sambil gemetar, tapi saya sudah tidak memperdulikan lagi omongannya , saya tetap terus menjilati pentil toketnya kiri dan kanan bergantian, erangannya semakin bertambah keras . Kak...geli aaahhhh .. aaaahhhh . Sambil ikut memegang toketnya sendiri dia menggoyang-2kan.

Tangan saya terus pindah dari dada ke pahanya, karena memakai rok sekolah jadi saya bebas meraba semua bagian pahanya yang putih. Saya terus mengisep toketnya sambil tangan kanan menyibakkan roknya , begitu saya pegang celana dalamnya sudah basah, terus saya masukkan tangan kedalam celana dalamnya.. Kak ..jangan kak .... aaahhhh .... walaupun dia takut tapi sepertinya tidak kuasa untuk menahan rangsangan yang hebat. Akhirnya saya buka juga CD nya sehingga kelihatan bulu-bulu jembutnya yang hitam justru lebih banyak dari kakaknya Ika. Tangan kanan saya mulai menggesek-gesekkan ke itilnya , Julie semakin berteriak keenakan, saya lepaskan pelukannya dan pindah kebagian bawah, terus saya cium memeknya yang merah dan bau yang enak sekali, lidah saya mulai menjilati itilnya dan kakinya mengejang setiap kali lidah saya menyentuh itilnya sambil mengerang ..kak enak kak....terusin kak..enak..

Sampai beberapa menit saya terus menjilati itilnya keringetnya mulai keluar saya tahu pasti engga lama lagi mau sampai puncaknya makanya saya juga enggak mau nunda-2 waktu takut ketahuan, saya buka celana saya terus mengeluarkan kontol yang dari tadi udah keras langsung aja saya masukkin kememeknya hanya dengan sekali dorongan langsung masuk semua bersamaan dengan itu Julie merintih kesakitan..... Kak sakit sekali .. . Kak .... Aduhhhh .. sakit langsung air matanya meleleh...Sudah sebentar lagi juga enggak sakit kok bujukku..... lalu saya teruskan menggoyang pantat mendorong keluar masuk kontolku di memek yang sempit ini, rasany ada yang mijit-2 didalam memek....kak ...Julie udah mau ngeluarin nih ahhhh .aahhahh, langsung kakinya mengejang dan mengencangan pelukan itu tandanya dia sudah sampai puncaknya, tapi saya belum...masih tanggung, saya mempercepat gerakan sampai akhirnya saya juga seperti sudah mau mengeluarkan.. aahhh..... aahhhh..... aahhhh crot....crot.....crot.....akhirnya saya mengeluarkan juga didalam memeknya Julie .

keringat sudah bercucuran membasahi kaos ..Langsung saya minta Julie buru-buru membersihkan memeknya jangan sampai ada air mani saya yang ketinggalan, buru-buru Julie ke kamar mandi, begitu dia bangun dari sofa tempat bercinta tadi saya lihat ada noda darah pasti itu darah perawan Julie calon adik iparku. Setelah memebersihkan darah disofa saya terus tidur di sofa itu seolah tidah pernah terjadi apa-apa. Beberapa jam kemudian Ika pacarku pulang dari kampus dan membangunkan ku dengan ciuman yang mesra......

Sampai sekarang ini menjadi rahasia saya berdua dengan Julie karena dia tidak mau hubungan saya dengan kakaknya hancur.
__________________
• TAMAT •

Cinndy

Hai, namaku Rian. Saat ini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta yang cukup besar di Bandung. Perusahaan tempat aku bekerja memperbolehkan suami istri bekerja pada kantor yang sama, asalkan beda bagian. Begitulah Dodi, sahabatku. Aku dan Dodi di bagian IT sedangkan istrinya Cindy di bagian keuangan. Aku dan Dodi jadi teman baik sejak proses penerimaan karyawan di perusahaan ini, sebab aku dan Dodi satu angkatan. Sedangkan Cindy beda 1 tahun dibawahku.

Ada sesuatu tentang Cindy yang selalu mengganggu tidurku semenjak aku bertemu dengan dia. Saat aku diperkenalkan ke Cindy oleh Dody, aku merasa ada suatu getaran aneh. Rasanya seperti bertemu dengan seseorang yang sudah sangat aku kenal. Aku rasa Cindy pun merasa demikian, sebab saat aku menjabat tangannya, aku dan dia sama-sama terdiam sesaat saling memandang dengan penuh arti. Setelah beberapa saat aku melepas jabatan tangan tadi dengan berat hati, sebenarnya sih aku masih mau megang, tapi gak enak sama Dodi, terlihat cindy pun agak berat melepas jabatan tanganku.
Sejak saat itu ada hubungan aneh antara aku, dodi dan cindy. Didepan dodi, aku dan cindy berlaku biasa saja, seperti layaknya kenalan biasa. Tapi disaat aku bertemu dengan cindy berdua secara tak sengaja disela-sela jam kantor, kami berdua jadi akrab sekali. Tak bisa aku lupakan senyumnya yang selalu terkembang saat bertemu aku, dan antusiasmenya menanggapi obrolan denganku. Bahkan kadang-kadang Cindy berlaku agak manja menanggapi candaanku.
Aku yakin sekali Cindy merasa kalau aku sangat suka padanya, dan akupun merasa Cindy memiliki perasaan yang sama denganku. Tapi ya apa daya, Cindy kan sudah jadi miliki Dody, sahabatku. Akhirnya aku cuma bisa memendam rasa suka yang aku akui sangat salah. Tapi aku agak kasihan juga sih sama Dody, terlihat kadang-kadang Cindy memaksa Dody "berubah" mengikuti gayaku. Memang sih dody agak ketingalan jaman, jelas beda sama aku yang masih bujangan.

Tapi semua jadi berubah sejak jumat kemarin. Hari jumat itu dody tidak masuk kantor, aku tidak tau kenapa. Sorenya saat jam pulang kantor, turun hujan yang sangat lebat. Aku memang agak terlambat pulang seperti biasa, saat sampai ke lobi, aku melihat Cindy sedang duduk menunggu hujan reda.

"Hai Cin, nunggu hujan berhenti ?" tanyaku.

"Iya, lebat banget. Mana gak bawa mobil lagi" jawab Cindy.

"Dody kemana ?"

"Oh dia hari ini izin, ke jakarta sampe hari minggu. Ada keperluan sama keluarganya"

"Kok kamu gak ikut ?"

"Males" jawab dia singkat sambil tersenyum nakal. Akupun ikutan tersenyum. Dasar...

"Ya udah bareng aku aja ya, aku anterin pulang"

"Mau sih, tapi sebenernya aku mau ke BIP dulu. Ada yang mau aku beli" kata Cindy dengan tatapan agak memelas.

"Ya udah aku anterin juga"

"Bener nih mau nganterin ?" tanya Cindy dengan tatapan menyelidik.

"Ah kayak sama siapa aja" kataku sambil menarik tangannya agar mengikutiku. He..he..he.. kalau enggak ada dody kadang-kadang aku jadi lupa diri, padahal kalau ada temen yang perhatiin tingkah polah kami berdua bisa gawat kalo beritanya sampe ke telinga dody.

Akhirnya aku mengantar Cindy ke BIP. Ternyata dia cari buku yang kata temennya bagus. Sepanjang perjalanan aku dan Cindy sangat akrab. Mungkin kalau diperhatikan seperti sepasang kekasih yang sudah lama tidak pertemu. Maklum biasanya kan ada Dody, jadi harus jaga sikap. Kadang-kadang tanpa sadar tanganku sudah menggandeng tangannya. Biasanya setelah beberapa saat kami berdua sama-sama tersadar dan melepas gandengan sambil saling tersenyum. Apalagi setelah membeli buku Cindy mengajakku melihat-lihat barang di toko-toko lain. Hmm.. rasanya jadi kayak ABG lagi pacaran.

Setelah puas jalan-jalan aku mengajak Cindy untuk ngobrol di starbuck yang ada di depan BIP. Aku dan Cindy mengobrol dan bercanda tidak ada henti. Jujur saat itu aku sudah lupa kalau Cindy sudah menjadi istri sahabatku sendiri. Aku lebih merasa Cindy adalah kekasihku yang sudah lama tidak bertemu.

Setelah 1 jam mengobrol akhirnya aku mengajak Cindy untuk pulang. Waktu itu aku parkir di basement agak diujung. Sampai di mobil setelah menghidupkan mesin dan AC, aku memandang Cindy yang duduk disebelahku. Tanpa sadar tanganku membelai rambutnya dan berkata. "Cin kamu cantik banget...". Cindy cuma tersenyum lebar memandangku.

Cindy memang wanita yang sangat cantik. Kulitnya putih mulus, rambut lurusnya hitam legam sangat terawat, bibir tipis berwarna merah muda walau tanpa lipstik.. hmmm jujur aku sering menghayal untuk mengecup bibir imut itu. Badannya sangat seksi dengan lekuk-lekuk menyerupai gitar, ditambah pantat agak tonggeng dan payudara 34B, walaupun tidak besar tapi membuat keseluruhan tubuh Cindy sangat proposional, tidak kalah dengan model-model yang biasa muncul di majalah pria dewasa. Sering aku merasa sangat cemburu kalau membayangkan dody menggumuli tubuh montok ini.

Kemudian tanpa sadar aku mengecup keningnya. Cindy tersenyum makin lebar. Merasa Cindy sangat welcome terhadapku, kemudian aku mengecup bibir Cindy. Cindy secara otomatis menutup matanya, menikmati datangnya bibirku di bibirnya. Gila, rasanya dasyat, mungkin karena aku sudah membayangkan mengecup bibir mungil itu sejak lama. Awalnya aku cuma mengecup kecil bibir Cindy, tapi kemudian aku mulai mengemut bibir bawah Cindy. Cindy pun membalas dengan mengemut bibir atasku. Sungguh aku dan Cindy sudah tidak memperhatikan kalau bisa saja ada orang yang tiba-tiba lewat dekat mobil kami.

Sambil mencium Cindy dengan ganas, Tanganku mulai aktif mengelus-elus tubuh Cindy. Dimulai dari punggung kemudian turun kepinggang dan paha Cindy. Tangan Cindy pun mulai aktif mengelus-elus tubuhku. Tapi saat tanganku menyentuh sisi payudaranya, tangan Cindy menekan tanganku untuk meremas payudaranya lebih kencang. Otomatis akupun mulai meremas payudara Cindy dari luar. Cindy mulai melenguh menikmati remasan tanganku di payudaranya.

Aku mulai melepas kancing blouse Cindy satu persatu. Setelah empat kancing atas Cindy terbuka aku mulai meremas payudara Cindy di branya. Tapi karena tidak puas, aku mengangkat bra tersebut dan mulai meremas langsung payudara Cindy. Sesekali aku memutar-mutar puting susu Cindy yang agak besar tersebut. Cindy melenguh makin keras. Bahkan kadang-kadang ciumannya terlepas karena Cindy tak mampu menahan nikmatnya remasan tanganku dipayudaranya. Tangan Cindypun mulai berani mengelus-elus penisku dari luar.

Merasa posisiku agak kurang nyaman aku nekat menurunkan posisi tempat duduk Cindy menjadi rata sehingga tubuh Cindy terlentang dan pidah ke sisi tempat Cindy duduk. Setelah pindah aku menindih tubuh Cindy dan meneruskan ciumanku. Setelah beberapa lama aku turunkan ciumanku ke pentil payudaranya. Cindy melenguh keras saat aku mengemut pentil besarnya bergantian kiri dan kanan. Tiba-tiba Cindy membuka pahanya sehingga tubuhku bisa tepat diantara selangkangannya. Terasa penisku tepat berada diatas vaginanya. Terasa Cindy mulai menggerak-gerakkan pinggulnya sehinga penisku dan vaginanya saling bergesekan walaupun masih dihalangin celana panjangku dan CDnya. Birahiku pun memuncak dan ikut mengerak-gerakkan pinggulku, menyebabkan gesekan antara vaginanya dan penisku makin hebat.

"Cin, cari tempat yang lebih enak yuk" ajakku dengan nafas sedikit ngos-ngosan.

"Boleh, tapi dimana ?" tanya Cindy dengan muka merah karena birahi.

"Kita buka kamar hotel aja" jawabku

"Ayo.." kata Cindy pasrah.

Aku segera bangkit dan membereskan pakaianku. Begitu juga Cindy yang payudaranya sudah terbuka lebar akibat perbuatanku. Aku segera mengarahkan mobilku kearah lembang mencari hotel yang enak. Setelah menentukan pilihan aku memesan kamar. Petugas hotel mempersilakkan kami masuk ke kamar walau dengan wajah sedikit curiga. Terang aja curiga, soalnya kami datang untuk menginap dengan pakaian kantor dan tanpa tas yang mungkin menyimpan pakaian layaknya orang menginap dihotel.

Sampai dikamar aku segera mengunci pintu, sedangkan Cindy masuk sebentar ke kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, aku memeluk Cindy dari belakang saat dia melepas aksesoris yang menempel ditubuhnya.

"Cin, kamu pasti sudah tau dari dulu kalau aku sayang banget sama kamu" bisikku di telinganya.

"Aku tau kok mas" jawabnya "Aku juga sayang banget sama kamu. Gak tau kenapa" Lanjut Cindy.

Aku membalikkan tubuh Cindy sehingga menghadapku. Kemudian aku memeluknya dengan erat. Cindy pun terasa sangat erat memelukku. Aku melepas pelukkanku dan mulai mencium bibirnya lagi. Cindy membalas ciumanku dengan ganas.

Merasa kurang nyaman berciuman sambil berdiri aku mengangkat tubuh Cindy dan merebahkannya di tempat tidur. Akupun menindih tubuh Cindy dan meneruskan ciumanku.

Satu persatu aku melepas kancing Cindy hingga lepas. Kemudian aku melepaskan baju dan branya. Cindy membantuku untuk melepaskan baju dan bra dari tubuhnya.

Setelah terlepas, aku mengarakan ciumanku ke payudaranya. Bergantian aku mengemut dan memutar-mutar pentil payudaranya. Sesekali aku remas perlahan sampai agak keras. Cindy hanya bisa melenguh pasrah saat aku aktif berkerja merangsang payudaranya.

Tangan Cindy mulai melepaskan kancing kemejaku satu persatu. Akhirnya aku lepas saja kemejaku sehingga aku dan Cindy sama-sama bertelanjang dada. Aku meneruskan ciumanku di payudaranya sambil sesekali meremas-remas pantatnya yang bahenol. Tidak puas-puas aku meremas-remas pantat itu. Akhirnya aku membuka kancing roknya dan menurunkan rok dan D Cindy hingga dia telanjang bulat. Selesai menurunkan rok Cindy akupun membuka celanaku hingga akupun telanjang bulat seperti Cindy. Setelah itu aku mencoba membuka paha Cindy dan berusaha mencium vaginanya.

"Ah.. mau ngapain" tolak Cindy saat aku mencoba mencium vaginanya. Sepertinya Cindy belum pernah menerima perlakuan seperti itu sebelumnya.

"Tenang sayang, percaya deh sama aku" jawabku menenangkan Cindy. Aku berusaha membuka pahanya lagi. Walaupun awalnya Cindy agak menolak tapi kemudian Cindy pasrah mengikuti kemauanku. Kemudian aku mulai mencium vagina Cindy. Tubuhnya sempat terlonjak sesaat. Cindy benar-benar kaget terhadap hal yang baru kali ini dialaminya itu. Tapi kemudian Cindy terbiasa, bahkan melenguh setengah teriak saat aku mulai menjilati klitorisnya.

"Ah...ahh..ahh.. aduh mas enak banget" erang Cindy saat aku gencar menjilati klitorisnya.

"AKHHH.." teriak Cindy tertahan saat aku menghisap klitorisnya yang tidak terlalu besar itu. Tangan Cindy makin menekan kepalaku untuk terus menghisap dan menjilati klitorisnya. "Akh.. mas enak banget mas..." lenguh Cindy terus menerus.

Sesaat kemudian tangan Cindy menarik tubuhku keatas. Aku tahu Cindy sudah tidak tahan agar vaginanya cepat dicoblos oleh penisku. Aku menyejajarkan tubuhku diatas tubuh Cindy dan mulai mengarahkan penisku ke vaginanya. Karena tidak sabar Cindy ikut menarik penisku ke arah vaginanya. Saat penisku menyentuh gerbang vaginanya, terasa sudah sangat basah disana. Cindy sudah benar-benar sangat terangsang. Aku dorong penisku perlahan. Vaginanya terasa masih peret. Ya walaupun sudah tidak perawan karena sudah menikah, tapi Cindy masih dalam hitungan pengantin baru, diapun belum pernah punya anak, sehingga vaginanya masih terasa kuat mencengkram penisku.

Aku mulai memaju mundurkan penisku, menimbulkan gesekan-gesekan nikmat antara penisku dengan vaginanya. Aku mulai makin gencar menusukkan penisku ke vaginanya. Cindy hanya melenguh pasrah sambil menutup matanya menikmati penisku mengobok-obok vaginanya.

"Terus mas, terus. Gagahi aku mas, aku sudah nunggu dari dulu" ceracau Cindy menikmati tusukan penisku di vaginanya.

Kemudian aku mengangkat kedua kaki Cindy kepundakku. Kemudian aku meneruskan tusukanku. Dengan posisi ini aku lebih mudah mengatur irama tusukanku. Kadang-kadang aku tusuk perlahan, tapi kemudian tiba aku tusuk dengan cepat. Kadang-kadang lurus, tapi kemudian aku tusuk sisi-sisi vagina yang bisa terjangkau. Cindy cuma bisa berteriak-teriak keenakan. "Gila.. gila, lagi mas...lagi mas.." lenguhnya keenakan.

Kemudian aku bangunkan tubuh Cindy dan merubah posisi sehingga Cindy ada diatas sedang aku terlentang. Mengerti posisi yang aku inginkan Cindy langsung menggerakkan pinggulnya dengan liar sambil tangannya bertumpu pada dadaku. Tanganku yang bebas meremas-remas payudaranya, menambahkan sensasi but Cindy. "Akh...Akh...Akh..." Cindy berteriak agak melengking menikmati gesekan nikmat di kemaluannya.

Tiba-tiba tubuh Cindy bergetar, Cindy telah mencapai puncak orgasmenya. Tubuhnya kemudian jatuh ketubuhku. Aku yang belum sampai membalik tubuh Cindy sehingga tubuh Cindy dibawah sedang aku diatas. "Sebentar ya sayang, aku juga dah dikit lagi" kataku ke Cindy yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya.

"Iya mas, terusin aja, masih enak kok" kata Cindy. AKu mulai goyangan dan tusukan penisku ke vaginanya. Cindy masih melayani dengan menggerak-gerakkan pinggulnya walau tidak sehebat sebelumnya.

"Cin aku mau keluar nih" kataku. Cindy memelukku erat, Aku mengerti, akupun ingin sekali menumpahkan spermaku ke vagina Cindy. Cret..cret..cret sampai 6 kali aku memuntahkan spermaku ke vagina Cindy. Cindy yang merasa sperma hangat sudah mengalir divaginanya perlahan mengendurkan pelukannya. Akupun bergeser untuk berbaring disebelah Cindy. Kemudian aku dan Cindy pun tertidur kelelahan.

Entah berapa lama aku tertidur. Aku terbangun ketika merasa Cindy berbaring diatas dadaku sambil mengelus tubuhku. Akupun mengelus rambutnya yang bagus.

"Mas.." kata Cindy. "Ya sayang" jawabku.

"Maaf ya pas kita ketemu aku dah nikah..." kata Cindy.

"Trus mas," lanjut Cindy "mas bisa cari cara supaya kita bisa bersama selamanya ?" kata Cindy lagi.

"Iya sayang, pasti aku cari carnya" jawabku sambil mengelus rambutnya, walau dalam hati merasa sangsi apakah ada cara itu.
__________________
• TAMAT •

Servis Plus Tante Kost

Cerita ini terjadi beberapa bulan yang lalu. Waktu itu saya harus dinas ke Surabaya, dari kantor saya mendapat tiket kereta api Argo Bromo, karena kereta api akan sampai di Surabaya pada pukul 04.00 pagi, maka saya hubungi teman saya yang kost dekat kantor untuk dapat istirahat sambil menunggu jam kantor.

Seperti biasa saya sampai di kost teman saya jam 04.45, saya langsung menuju ke kamar teman saya di lantai II, untungnya terdapat dipan tambahan yang dapat saya pakai untuk istirahat. Saya langsung tidur lagi karena sangat ngantuk dan saya baru ke kantor nanti siang setelah istirahat makan. Jam 09.00 saya baru bangun, teman saya sudah tidak ada lagi di kamarnya berangkat kerja, juga teman kostnya yang lain. Lalu saya turun ke lantai I untuk mandi, karena kebetulan kamar mandi di lantai II lagi rusak dan masih dibetulkan.

Selesai mandi (hanya menggunakan handuk dililitkan di badan) saya keluar dari kamar mandi menuju lantai II. Pada saat mau naik tangga saya dipanggil ibu kost teman saya, "Mas, itu sudah disiapkan kopinya, silakan langsung di minum, mumpung masih hangat", ibu kost teman saya itu umurnya kira-kira 30 tahun lebih sedikit, langsung saja saya menuju ke meja makan yang dimaksud dan duduk untuk minum kopi yang sudah disediakan. Ibu kost itu juga menemani saya di meja makan minum kopi. Sambil mijit-mijit pundaknya ibu kost bertanya.

+ "Kopinya cukup manis nggak Mas?"
-"Sudah kok bu, pas banget, tetapi ibu kok kelihatan sakit?"
+ "Iya nich pundak ibu agak sakit",
-"Biasa dipijit nggak bu?"
+ "Iya sich, tapi pembantu ibu lagi ke pasar."
-"Kalau mau saya bisa bantuin pijit sebentar Bu supaya bisa agak baikan?"
"Boleh."
Lalu saya pijat pundaknya sebentar, kelihatannya sich nggak terlalu banyak masalah dengan pundaknya. Dia bilang:
+ "Wah nikmat juga ya pijatan Mas ini, sebenarnya pinggang ibu juga agak keseleo sedikit",
+ "Ibu mau dipijitin pinggangnya, tapi kalau pijit pinggang harus sambil tidur karena posisinya susah kalau sambil berdiri."
+ "Boleh saja kalau Mas nggak keberatan kita ke kamar ibu saja ya?"
-"Yuuk."
Sambil saya ikuti langkahnya menuju kamar dia.

Sampai di kamar langsung saja dia tidur tengkurap di tengah tempat tidur, saya jadi bingung bagaimana caranya mijit dia, rupanya dia mengerti kebingungan saya dia bilang "Mas langsung saja naik di tempat tidur dan pijitin ibu, kalau butuh body lotion itu ada di meja rias ibu." Saya ambil body lotion yang dimaksud dan menuju ke tempat tidurnya sambil saya bilang "Bu, bajunya tolong di buka bagian atasnya supaya saya bisa pijit pinggang ibu." Langsung dia bangun lagi dari tempat tidurnya dan melepas dasternya ternyata di balik dasternya itu sudah tidak ada apa-apa lagi alias bugil. Saya hanya bisa bengong saja melihat pemandangan yang aduhai ini, bodinya termasuk lumayan bagus, dengan payudaranya yang tidak terlalu besar dan putingnya yang tegak menantang berwarna coklat kemerahan, dan bulunya yang di potong pendek dan rapi berbentuk segitiga, dan pantatnya yang aduhai bentuknya, walaupun wajahnya tidak terlalu cantik, tetapi bodinya yang yahud bikin tegang penis saya. Sampai jakun saya naik turun melihat pemandangan tersebut. Dia tersenyum saja melihat saya bengong melihati dia.

+ "Mass, jangan bengong achh, cepet bantuin ibu."

+ "Mas, cepet saja tuh handuk di lepas, lihat tuch yang di dalam sudah pingin nongol lihat temennya", karena saya hanya pakai handuk yang dililitkan tentu saja penis saya yang sudah tegang berat nongol dari lilitan dan kelihatan penis saya. Melihat saya masih bengong saja, dia dekati saya sambil menarik lilitan handuk saya, begitu handuk saya lepas penis saya langsung mengacung.

+ "Mas, gede juga ya penisnya", sambil dipijit-pijit dengan lembut dan dia jilati penis saya dan sekali-sekali memasukkan penis saya ke mulutnya sampai 1/2 nya, saya sudah nggak bisa mikir apa-apa lagi karena rasanya nikmat banget, saya sudah nggak sabar lagi saya raih payudaranya dengan dua tangan, dan saya angkat badannya yang masih jongkok ke ranjang.

Langsung saya ciumi bibirnya yang langsung tanggap dengan mengeluarkan lidahnya, saya mainkan lidahnya dengan lidah saya sambil tangan saya bergerilya memegang payudaranya, dan tangannya rupanya tidak mau kalah, karena dia juga memegang penis saya sambil di urut-urut. Lalu saya putar posisi 69, saya ciumi mulai dari bibirnya, terus turun ke payudaranya, waktu saya jilat pentilnya yang sudah keras dia juga jilat pentil saya, rasanya nikmat sekali. Terus saya turun ke pusarnya, dan pelan-pelan menyusuri kakinya yang sudah celentang, saya jilati dari pusar sampai ke pahanya dan pelan-pelan balik lagi ke bulunya yang rapi dan ke paha satunya lagi dan kembali ke vaginanya yang sudah basah.

Saya nggak mendengarkan desahannya karena dia juga melakukan yang sama untuk saya, dia jilat habis penis saya sampai ke zakar dengan sedikit di gigit-gigit, rasanya nikmat banget, lama juga saya lakukan 69 itu.

+ "Mass, shh, shh, udach acchh, nggak kuat lagi, masukin dong, achh."
Saya langsung balik badan dan arahkan penis saya ke vaginanya yang sudah basah, bless, terasa hangat dan licin, langsung saya kocok keras-keras penis saya. Terdengar ritihannya lagi

+ "Mass, shh, shh aduhh, achh", saya lihat mukanya makin memerah dengan sedikit mengerut di dahinya, rupanya dia menahan kenikmatan yang dialami. Kemudian dia berhenti goyang dan mendorong badan saya dan dibalik, rupanya dia ingin main di atas. Sambil goyang-goyang dia pegang payudaranya yang berayun-ayun seirama dengan goyangannya, tiba-tiba dia sorongkan payudaranya ke muka saya. + "Mass, diisep dong", rupanya dia mau klimaks, saya hisap payudaranya sambil saya remas yang satunya, gerakan dia lebih menggila lagi sambil mendesah-desah "Sshh, scchh, aduhh, acchh", lalu dia memeluk saya "Mass, aku keluar acchh", saya peluk dia sambil mencium pipinya, lalu saya cabut penis saya yang basah kena cairannya, karena saya belum selesai dan dia sudah kelelahan saya sikat dia dari belakang dengan doggy style, pelan-pelan saya masukan dan keluarkan penis saya, sampai hampir keluar semua, rupanya gerakan saya yang panjang-panjang ini juga dinikmati olehnya, karena saya dengar desahannya "Shh, shh, achh, achh", nggak lama kemudian saya juga keluar "sruut, srruut sruut, sruut", nggak pakai tanya saya keluarkan saja di dalam habis nikmat. Setelah itu saya rebahan di ranjangnya. Kemudian mandi lagi bersamanya.

Sejak itu saya jadi senang kalau di tugaskan ke Surabaya oleh kantor. Sekarang ini saya lagi siap-siap guna nanti malam berangkat ke Surabaya lagi dan saya sudah telepon dia untuk siap-siap manuver lagi.
__________________
• TAMAT •

Nikmatnya Memek Tante Nita

Apa yang akan kuceritakan ini terjadi beberapa tahun yang lalu, sewaktu aku masih kuliah sebagai mahasiswa teknik di Bandung tahun 90-an. Kejadiannya sendiri akan kuceritakan apa adanya, tetapi nama-nama dan lokasi aku ubah untuk menghormati privasi mereka yang terlibat.

Menginjak tahun kedua kuliah, aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik. Ini biasa, mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan. Setelah "hunting" yang cukup melelahkan akhirnya aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman di daerah Dago Utara. Untuk ukuran Bandung sekalipun, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam. Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar, yang bagian depan diisi oleh Sahat, mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat yang bagian belakang, dekat dengan rumah utama.

Bapak kosku, Om Rahmat adalah seorang dosen senior di beberapa perguruan tinggi. Istrinya, Tante Nita, wanita yang cukup menarik meskipun tidak terlalu cantik. Tingginya sekitar 163 cm dengan perawakan yang sedang, tidak kurus dan tidak gemuk. Untuk ukuran seorang wanita dengan 2 anak, tubuh Tante Nita cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 40 tahun. Maklumlah, Tante Nita rajin ikut kelas aerobik. Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran.

Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, Om Rahmat agak jarang di rumah. Tapi Tante Nita cukup ramah dan sering mengajak kami ngobrol pada saat-saat luang sehingga aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya. Mungkin karena Sahat agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya, Tante Nita akhirnya lebih akrab denganku. Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol dan curhat. Tapi rupanya tidak demikian dengan Tante Nita...

"Doni, kamu masih ada kuliah hari ini?", tanya Tante Nita suatu hari. "Enggak tante... " "Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik?" "Oh, bisa tante... "

Tante Nita tampak seksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan mobil Kijang Putih milik Tante Nita. Di sepanjang jalan Tante Nita banyak mengeluh tentang Om Rahmat yang semakin jarang di rumah.

"Om Rahmat itu egois dan gila kerja, padahal gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu dimana-mana... " "Yach, sabar aja tante... itu semua khan demi tante dan anak-anak juga," kataku mencoba menghibur. "Ah... Doni, kalau orang sudah berumah tangga, kebutuhan itu bukan cuma materi, tapi juga yang lain. Dan itu yang sangat kurang tante dapatkan dari Om."

Tiba-tiba tangan Tante Nita menyentuh paha kiriku dengan lembut, "Biarpun begini, tante juga seorang wanita yang butuh belaian seorang laki-laki... tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang peduli."

Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Nita menatapku dengan tersenyum. Tante Nita terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan. Aku tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, takut membuat Tante Nita tersinggung atau disangka kurang ajar.

Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Nita tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi.

"Don, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir... kamu bisa tolong pijitin tante khan?" katanya sambil menutup pintu mobil. "Iya... sedikit-sedikit bisa tante," kataku sambil mengangguk. Aku mulai merasa Tante Nita menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan aku tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti.

Setelah sampai di rumah, Tante Nita langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Nita langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante Nita sudah memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita. Tetapi aku masih tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja rias.

"Doni sayang... tolong ambilkan handuk dong... " nada suara Tante Nita mulai manja.

Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante Nita secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Nita sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini aku melihat Tante Nita dalam keadaan seperti ini, aku mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante Nita hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba kikuk melihat keadaannya.

"Nah, sekarang kamu pijitin tante ya... ini pakai body-lotion... " katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur. Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Nita dan mulai memijit daerah punggungnya.

"Tante, bagian mana yang sakit... " tanyaku berlagak polos. "Semuanya sayang... semuanya... dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho... nanti Doni pijit ya... " kata Tante Nita sambil tersenyum nakal.

Aku terus memijit punggung Tante Nita, sementara itu aku merasakan penisku mulai membesar. Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Nita dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah aku berkesempatan menyetubuhi seorang wanita. Meskipun demikian dari film-film BF yang pernah kutonton sedikit banyak aku tahu apa yang harus kuperbuat... dan yang paling penting ikuti saja naluri...

"Tante sayang... , tali BH-nya boleh kubuka?" kataku sambil mengelus pundaknya. Tante Nita menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Nita sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya... ahh lembut dan empuk. Tante Nita bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat. Tante Nita dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar vaginanya dengan lembut. Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya aku menyentuh vagina wanita dewasa... Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante Nita.

Sekarang tubuh Tante Nita tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun... sungguh suatu pemandangan yang indah. Aku kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku.

Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat. Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante Nita mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku.

"Mmhh... Doni... kamu nakal ya... " katanya. "Tapi tante suka khan... ?" "Mmhh... terusin Don... terusin... tante suka sekali."

Jariku terus bergerilya di belahan vaginanya yang terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris Tante Nita. Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante Nita.

Kukecup leher Tante Nita dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya. Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi. Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante Nita pandai merawat tubuhnya. Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan vaginanya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tidak habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini.

"Tante seksi sekali... " kataku terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah. "Ah... bisa aja kamu merayu tante... kamu juga seksi lho Don... lihat tuh burungmu sudah siap tempur... ayo jangan bengong gitu... terusin pijat seluruh badan tante... ," kata Tante Nita sambil tersenyum memperhatikan penisku yang sudah mengeras dan mendongak ke atas.

Aku mulai menjilati payudara Tante Nita sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan vagina dan klitorisnya. Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante Nita tampak sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan penisku.

Aku ingin sekali menjilati kewanitaan Tante Nita seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan aku mengubah posisiku, sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante Nita. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan vaginanya tampak merah dan basah. Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang kewanitaan Tante Nita yang sudah menanti untuk dipuaskan, sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian atas vaginanya. Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah vagina Tante Nita. Kujilati bibir vaginanya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang vaginanya yang terasa lembut dan basah. "Mmhhh... aahhh" desahan nikmat keluar dari mulut Tante Nita saat lidahku menjilati klitorisnya. Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah. Aroma khas vagina wanita dan kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Nita terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam lubang vaginanya.

"Aduuh... Donii... enak sekali sayang... iya sayang... yang itu enak... emmhh ... terus sayang... pelan-pelan sayang... iya... gitu sayang... terus... aduuh... aahh... mmhh... " katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya. Tidak berapa lama kemudian pinggul Tante Nita mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku.

"Doni... Tante mau keluaar... aah... uuh... aahh... oooh... adduuh... sayaaang... Doniiii... terus jilat itu Don... teruus... aduuuh... aduuuh... tante keluaaar... " bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah dan bibirku terus terbenam menikmati kehangatan klitoris dan vaginanya yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya. Beberapa saat tubuh Tante Nita meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai lemas sambil matanya terpejam. Tampak bibir vaginanya yang merah merekah berdenyut-denyut dan basah penuh cairan.

"Doni... enak banget... sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti ini... " katanya perlahan sambil membuka mata. Aku langsung merebahkan diri di samping Tante Nita, kubelai rambut Tante Nita lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu. Kedua lidah kami saling melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan payudaranya. Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Nita sudah mulai naik lagi. Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba penisku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku.

"Doni sayang... sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya... " katanya sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menjilati penisku, mulai dari arah pangkal kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung. Dipermainkannya kepala penisku dengan lidahnya. Wow... nikmat sekali rasanya... tanpa sadar aku mulai melenguh-lenguh keenakan. Kemudian seluruh penisku dimasukkan ke dalam mulutnya. Tante Nita mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan lidahnya. Kadang dihisapnya penisku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung. Kurasakan permainan oral Tante Nita sungguh luar biasa, sementara dia mengulum penisku dengan penuh nafsu seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan penisku mengeras dan membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam vagina Tante Nita. Aku sangat ingin merasakan nikmatnya vagina seorang wanita untuk pertama kali...

"Tante... Doni pengen masukin ke punya tante... " kataku sambil mencoba melepaskan penisku dari mulutnya. Tante Nita mengangguk setuju, lalu ia membiarkan penisku keluar dari mulutnya. "Terserah Doni sayang... keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante... tante juga udah pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini... "

Perlahan kurebahkan Tante Nita disebelahku, Tante Nita langsung membuka kedua pahanya mempersilahkan penisku masuk. Samar-samar kulihat belahan vaginanya yang merah. Dengan perlahan kubuka belahan vaginanya dan tampaklah lubang vagina Tante Nita yang begitu indah dan menggugah birahi dan membuat jantungku berdetak keras. Aku takut kehilangan kontrol melihat pemandangan yang baru pertama kali aku alami, aku berusaha keras mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu... Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol sementara jari tengahku masuk ke lubang vaginanya. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, "Doni sayang... masukin punyamu sekarang, tante udah siap... "

Kuarahkan penisku yang sudah mengeras ke lubang vaginanya, aku sudah begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita yang hangat. Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku aku agak kesulitan untuk memasukkan penisku. Rupanya Tante Nita menyadari kesulitanku. Dia memandangku dengan tersenyum...

"Ini pengalaman pertama ya Don... " "Iya tante... " jawabku malu-malu. "Tenang aja... nggak usah buru-buru... tante bantu... " katanya sambil memegang penisku. Diarahkannya kepala penisku ke dalam lubang vaginanya sambil tangan yang lain membuka bibir vaginanya, lalu dengan sedikit dorongan ke depan... masuklah kepala penisku ke dalam vaginanya. Rasanya hangat dan basah... sensasinya sungguh luar biasa.

Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh penisku ke dalam vagina Tante Nita, aah... nikmatnya. "Aaahh... Donii... eemh... " Tante Nita berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sekalipun sudah diatas 40 tahun vagina Tante Nita masih terasa sempit, dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram penisku. Aku merasakan vaginanya seperti meremas penisku dengan gerakan yang berirama. Luar biasa nikmat rasanya... Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante Nita juga tidak mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi gerakanku. Tangannya mencengkeram erat punggungku dan tanganku membelai rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yang empuk. Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar...

Baru beberapa menit saja aku sudah mulai merasa seluruh tubuhku bergetar dijalari sensasi nikmat yang luar biasa... maklumlah ini pengalaman pertamaku... kelihatannya tidak lama lagi aku akan mencapai puncak orgasme.

"Tante... Doni sudah hampir keluar... aaah... uuh... " kataku berusaha keras menahan diri. "Terusin aja Don... kita barengan yaa... tante juga udah mau keluar... aahh... Doni... tusuk yang kuat Don... tusuk sampai ujung sayang... mmhh... "

Kata-kata Tante Nita membuatku makin bernafsu dan aku menghujamkan penisku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam vaginanya.

"Aduuh... Doni udah nggak tahan lagi... " aku benar-benar sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi, pantatku bergerak turun naik makin cepat dan penisku terasa membesar dan berdenyut-denyut bersiap mencapai puncak di dalam vagina Tante Nita. Sementara itu Tante Nita juga hampir mencapai orgasmenya yang kedua.

"Ayoo Don... tante juga mau... ahhhh... ahhh kamu ganas sekali... aaaahhh... Doniii... sekarang Don... keluarin sekarang Don... tante udah nggak tahan... mmmhhh". Tante Nita juga mulai kehilangan kontrol, kedua kakinya dijepitkan melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku.

Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yang maha dahsyat...

"Tante... aaaa... aaaagh... Doni keluaaaar... aagh... " aku mendesah sambil memuncratkan seluruh spermaku ke dalam liang kenikmatan Tante Nita. Bersamaan dengan itu Tante Nitapun mengalami puncak orgasmenya, "Doniii... aduuuh... tante jugaa... aaaah... I'm cumming honey... aaaahh... aah... "

Kami berpelukan lama sekali sementara penisku masih tertanam dengan kuat di dalam vagina Tante Nita. Ini sungguh pengalaman pertamaku yang luar biasa... aku betul-betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan yang indah ini. Akhirnya aku mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya. Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik penisku yang mulai sedikit melemah karena kehabisan energi. Lalu aku terbaring lemas di sebelah Tante Nita yang juga tergolek lemas dengan mata masih terpejam dan bibir bawahnya sedikit digigit. Kulihat dari celah vaginanya cairan spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya. Rupanya cukup banyak juga spermaku muntah di dalam Tante Nita.

Tak lama kemudian Tante Nita membuka matanya dan tersenyum padaku, "Gimana sayang... enak?" katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk. Aku hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya.

"Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru pertama kali "making-love". Soalnya waktu "fore-play" tadi nggak kelihatan, baru waktu mau masukin penis tante tahu kalau kamu belum pengalaman. By the way, Tante senang sekali bisa dapat perjaka ting-ting seperti kamu. Tante betul-betul menikmati permainan ini. Kapan-kapan kalau ada kesempatan kita main lagi mau Don... ?"

Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya kalau aku jawab tidak. Tante Nita membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati perasaan kami masing-masing selama beberapa saat. Tapi tidak sampai 5 menit, energiku mulai kembali. Tubuh wanita matang yang bugil dan tergolek dipelukanku membuat aku kembali terangsang, perlahan-lahan penisku mulai membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Nita dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih penisku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat.

"Sudah siap lagi sayang... ? Sekarang tante mau di atas ya... ?" katanya sambil mengangkangi aku. Dibimbingnya penisku ke arah lubang vaginanya yang masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar penisku langsung meluncur masuk ke dalam vagina Tante Nita yang sudah sangat basah dan licin. Kini Tante Nita duduk diatas badanku dengan penisku terbenam dalam-dalam di vaginanya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat. "Aahh... Doni... penismu sampai ke ujung... uuh... mmhh... aahhh" katanya mendesah-desah. Gerakan Tante Nita perlahan tapi penuh energi, setiap dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat penisku terasa masuk begitu dalam di liang vaginanya. Pantat Tante Nita terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang diangkatnya cukup tinggi sehingga penisku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat. Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yang terombang-ambing naik-turun mengikuti irama gerakan binal Tante Nita. Kuremas-remas payudaranya dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat Tante Nita makin bergairah. Gerakan Tante Nita makin lama makin kuat dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yang terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan apa adanya... seorang wanita yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan. Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol...

"Doni... tante sudah mau keluar lagi... aaah... mmmhh... uuuughhh... " "Ayoo tante... Doni juga udah nggak tahan... "

Akhirnya dengan sebuah sentakan yang kuat Tante Nita menekan seluruh berat badannya ke bawah dan penisku tertancap jauh ke dalam liang vaginanya sambil memuncratkan seluruh muatan... Tangan Tante Nita mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya terbuka dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Nita merebahkan tubuhnya di atasku, kami berdua terkulai lemas kelelahan. Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Nita karena dia tidak mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun. Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar... Tante Nita seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya.

Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di kamarku, kadang di kamar Tante Nita, atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time. Kalau aku sedang "horny" dan ada kesempatan, aku mendatangi Tante Nita dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya. Kalau OK Tante Nita pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar. Sebaliknya kalau Tante Nita yang "horny", dia tidak sungkan-sungkan datang ke kamarku dan langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta.

Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku Tante Nita tidak lagi cemberut dan uring-uringan kalau Om Rahmat pergi tugas mengajar ke luar kota. Malah kelihatannya Tante Nita justru mengharapkan Om Rahmat sering-sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku. Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Nita.

Pernah suatu malam setelah Om Rahmat berangkat keluar kota, Tante Nita masuk ke kamarku dengan mengenakan daster. Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku. Aku menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur. Saat kuraba payudaranya ternyata Tante Nita sudah tidak memakai BH, dan ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tidak memakai celana dalam lagi. Bibir vaginanya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir. Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang khas masih tampak disana, rupanya Tante Nita baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante Nita belum merasa puas. Langsung saja kubuka celanaku dan penis yang sudah mengeras langsung menyembul menantang minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Nita menanggapi tantangan penisku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka bibir vaginanya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang vaginanya yang merekah merah. "Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang... " katanya dengan nafas yang berat dan mata sayu.

Karena aku rasa Tante Nita sudah sangat "horny", tanpa banyak basa-basi dan "foreplay" lagi aku langsung menancapkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita dan kami bergumul dengan liar selama hampir 5 jam! Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya, aku diatas, Tante Nita diatas, doggy-style, gaya 69, kadang sambil berdiri dengan satu kaki di atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau berganti posisi dengan Tante Nita membelakangi aku, sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Nita diangkat dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi. Aku tidak ingat apa masih ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu. Dinginnya hawa Dago Utara di waktu malam tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya kehangatan yang menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh keringat yang mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yang begitu menguras energi dan Tante Nita entah berapa kali. Yang jelas setelah selesai, Tante Nita hampir tidak bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran sementara vaginanya begitu basah oleh lendir dan sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam liar lain yang pernah kulalui bersama Tante Nita.

Petualanganku dengan Tante Nita berjalan cukup lama, 2 tahun, sampai akhirnya kami merasa Om Rahmat mulai curiga dengan perselingkuhan kami. Sebagai jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kos sebelum keadaan menjadi buruk. Tetapi meskipun demikian, kami masih tetap saling bertemu paling sedikit sebulan sekali untuk melepas rindu dan nafsu. Hal ini berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Bahkan sekarang setelah aku beristri, kalau sedang mendapat tugas ke Bandung aku masih menyempatkan diri menemui Tante Nita yang nafsu dan gairahnya seolah tidak pernah berkurang oleh umurnya yang kini sudah kepala lima.
__________________
• TAMAT •

Perjakaku direnggut Rita

Malam minggu itu jam 21:15... aku ketinggalan kereta di stasiun bogor, tapi aku hrs ke jakarta, ada urusan kerjaan yang harus diselesaikan malam itu juga buat senin pagi. Aku tidak bisa nginep di rumah orang tuaku malam itu. Akhirnya aku ke terminal bis dan akan naik bis ke uki baru nanti nyambung lagi taxi ke rawamangun, kostku di sana... Dengan naik angkot sekali aku dah sampai di terminal, aku lihat bis ke uki masih ngetem... aku naik, masih kosong... cuma ada 2 org bapak2 di bangku depan. Aku memilih bangku deretan ketiga dari depan yang sebelah kiri bis.

lama juga menunggu tapi penumpang yang naik baru 6-7 org... itupun duduk di bagian tengah... penjual makanan sudah beberapa kali naik-turun, tak lama... seorang ibu2 muda naik dan dia duduk dideretan kedua bangku sebelah kanan, pas naik sepertinya dia sempat merilirik aku lalu duduk, tukang gorengan naik lagi, dipanggilnya... dan sambil memilih dan mengambil gorengan dia sempat melirik lagi ke aku... hmh... lumayan... ga tua2 amat... cantik dan bersih lagi... aku senyum ! dia nawarin gorengan ke aku... aku ngangguk pelan, malu juga tar kl ketauan penumpang lain kalau kami saling memberi kode.

Bis masih ngetem... sesekali dia melihat ke aku, dari matanya... sepertinya dia minta aku duduk di sampingnya... aku cuma bisa senyumin dia, aku ga enak, malu... aku belum pernah kenalan sama cewek di bis... memang aku sudah 27 tahun (3 tahun yang lalu), sudah bekerja tapi untuk urusan sex aku masih hijau, aku memang sering petting dan oralsex sama mantan pacarku dulu, tapi sejak putus dengan Dian 4 bulan yang lalu aku ga pernah kencan dengan siapapun, tapi kami ga pernah lebih jauh dari itu, dan sekarang aku jomblo. satu-satu penumpang mulai mengisi bangku kosong, dan disebelah mba itu juga dah diisi 2 org laki-laki. sesekali... sambil pura2 melihat keluar jendela bis, mba itu meneruskan pandangannya ke aku dan matakupun tidak lepas melihat dia... hmh... pengen ada disebelahnya... mana hujan mulai turun saat bis mulai berjalan dingin... ! Dalam perjalanan dia masih sering curi2 pandang... pikiranku mulai menerawang membayangkan sebuah cerita romantis dengannya, membuat si "dd" mulai bangun, ahh... tak terasa bis sudah sampai pintu tol TMII, pasti sebentar lagi akan sampai di UKI.

"uki abiss... uki abiss... " teriak kenek bis. Penumpang siap2 berdiri untuk turun, mba itu juga... sambil melirik ke arahku dan aku senyumin dia, di bawah jempatan penyeberangan uki dia berdiri, aku coba deketi. "maaf mba... mau kemana ? naik apa ?" "pasar minggu, metromini 64 masih ada gak yaa ?" jawabnya... melihat seperti berharap akupun akan searah. "waduh... jam 10:22 lho mba... ga tau juga yah... '" "kalo adek mau kemana ?" "aku mau naik taxi ke rawamangun mba... " "tapi kalo S64 gak ada... boleh aku anter mba ke pasar minggu ? jakarta lagi ga aman soalnya mba... " tambahku... "hmh... boleh... tapi apa ga ngerepotin adek ?" katanya sambil melihat jam tangannya "ah gapapa mba... lagian dah malam bgt ni... kasian kalo mba nunggu lama disini. "ayuk mba... " kataku sambil nyetop taxi Kami naik... "pasar minggu ya pak... " kataku pada sopir beberapa ratus meter kami masih saling diam... lalu aku menoleh ke arahnya... dia senyum...

Ini memang pengalaman pertamaku kenal cewe di bis... tapi nggak tau kenapa, naluri telah menuntunku untuk bisa lebih dekat dengan mba ini. "maaf mba... namaku nino... aku manggil mba... ? kataku berbisik... sambil mendekat ke arahnya, takut ketauan sama sopir kalau kami belum saling kenal "Rita... " bisiknya lebih dekat ke kupingku kamipun bersalaman... tapi sepertinya aku males melepaskan jabatan tanganku, dan dia juga kelihatannya enggan... jadilah kami pegangan tangan... Aku duduk lebih mendekat aku genggam tangannya dan kami saling pandang dan senyum, tangan kami saling meremas... "mba kok sendiri ? dari mana ?"bisikku ke kupingnya, tercium bau parfumnya yg enak banget... "dari rumah adekku di ciomas, gak taunya kemalaman pulangnya... kalo kamu dari mana ?" jawabnya, juga berbisik... hmh... nafasnya enak... "dari rumah tadi mba... tapi ada kerjaan yang harus saya selesaikan malam ini di kost saya... makanya balik ke jakarta " balasku berbisik lebih dekat di kupingnya... dia menggenggam erat tanganku... memainkan jarinya du telapak tanganku. pikiran yang engga-engga mulai merasuki... si "dd" tambah bangun, aku lebih mendekat, aku cium kupingnya... bahunya diangkat, geli deh pasti... lalu dia menatap mataku... "kamu kok jadi nakal... ?'" katanya dengan pandangan genit... "abis... mba yang bikin aku jadi nakal... mba cantik... lagian tadi sapa yg suruh liat2 ke aku di bis... " jawabku,

Sekarang tanganku sudah pindah ke bahu kirinya. "kamu sih... sapa suruh ganteng... pasti pacar kamu cantik yah... ?" balesnya berbisik di kupingku... kali ini dia cium pipiku... waw... !! "aku lagi nggak punya pacar mba" jawabku Aku tau... aku lumayan untuk ukuran cowo... putih, 170/62, dan wajahku lumayan menurutku, tapi Dian mantan pacarku juga pernah bilang kalo aku ganteng... ah... ga tau deh... Wah... kami sudah hampir sampai di ps minggu. "mba mau langsung pulang ?" tanyaku... berharap dia akan bilang tidak "hmh... emang kalo engga kita kemana lagi rhin... ?" dia menatap mataku "kalo mba mau... gimana kalo kita nonton aja ?" kami masih berbisik "boleh tapi dimana ?" "kalibata aja yuk !" dia senyum mengangguk. "maaf pak... kita kembali ke kalibata mall saja... maaf ya pak... " kataku pada sopir taxi. Aku sudah lupa kalau aku harus menyelesaikan pekerjaan malam itu. Taksi berbalik arah ke kalibata mall.

sampai di kalibata21 kami lihat sudah mulai antrian tiket midnite, aku ikut antri... mba rita aku minta duduk aja nunggu aku. Sampai di depan penjual tiket, aku pilih film... aku lihat di bangku paling belakang masih ada tempat di pojok yang belum terisi. "A 1-2 aja mba" pilihku ke mba penjual tiket... dia melirik, seakan tau niatku, huh... ! sambil menunggu pintu theater 3 dibuka aku ngobrol sama mba rita. "maaf mba... hmh... mba sudah berkeluarga ?" "sudah rhin... tapi suamiku kebetulan lagi keluar kota sejak 3hr yl, mungkin sampai minggu depan, ada urusan kantor katanya" "oww... " aku cuma bengong melihat ke arah mba rita... Diraihnya tanganku... aku genggam... kami saling pandang... "jangan panggil aku mba lagi yah rhin... panggil namaku aja... makasih kamu dah ngajak aku nonton malam ini, soalnya kalopun aku pulang, sepi, males, aku blm punya anak soalnya, lagian ga ada siapa2 di rmh, kami tinggal berdua saja, kadang sesekali ada adikku cowok yg nemenin, tapi kl malam minggu ini, dia pasti ngapel, dan ntar pulang ke rmuah ortu... gak tau kenapa... padahal kami dah nikah 8 th" katanya lirih... Aku remas jemarinya... Aku membetulkan letak si "dd", soalnya mulai bangun dan menggeliat, menggelinjang dan keluar jalurnya emang si "dd" nggak panjang2 amat, cuma 15cm/4, tapi setelah selama ini ternyta banyak memberi kepuasan pada wanita. Rita melihat itu. "hayoo... kok ada yang bangun... " katanya sambil mencubit lenganku "iya sayang... ga tau nih... tau aja dia kalo aku sama cewe sexy (ups... aku manggil dia sayang ?) eehmm... aku juga makasih dah bisa kenal sama mba... eh rita... kamu cantik rita... " hmh... mulai gombalku...

Akhirnya pintu theater 3 dibuka... setelah beli popcorn dan minuman kamipun masuk. SAmapi film main... deretan kami cuma diisi 6 orang... yang 2 pasang itupun di lajur kiri, jadi di kanan cuma kami berdua... sambil ngobrol kami makan popcorn, dan minuman kaleng aku buka. Aku mulai berpikir... malam ini akhirnya aku kencan juga dengan rita yang cantik... putih... dan berkulit bersih... kami pegangan tangan... aku peluk dia... aku cium rambutnya, dan film pun mulai main... Tapi kami malah asyik saling cium pipi, saling peluk, saling remas jemari, akhirnya... aku cium bibir merahnya... kamipun jadi makin liar... dia isep lidahku dalam... hmh... tanganku mulai ke arah dadanya... aku lepas kancing bluesnya, aku remas teteknya, mm... gede... kalo ga salah pasti 36c, masih kenceng bho... !

Rita mengerang lirih, tangannya mulai mencari pegangan, kontolku... ! diusap2nya dari luar jeansku... akhirnya dia lepas zippernya... dia lepas sabukku... tangannya masuk mencari kontolku yang dah dari tadi tegak dan keras... emang si kontolku nggak panjang2 amat, cuma 15cm/4cm, tapi setelah selama ini ternyata kuat dan banyak memberi kepuasan pada wanita, ahhh... lembutnya belaian rita... membuat makin keras... tak mau kalah... aku pelorotin bra-nya rita aku jilat tetek besar itu... aku gigit2 putingnya, aku isep dan aku sedot, tangan kananku meremas tetek kanannya dari belakang, dan tangan kiriku masuk ke dalam celana rita... dia mengempiskan perutnya, seakan memberi jalan buat tanganku lebih masuk lagi, memang... tanganku mulai masuk ke cd rita, dan lebih dalam, hmh... terasa tak ada jembut, dicukur habis, jariku mulai mencari memeknya yang sudah lembab, ohh... anget... aku elus... aku mainin klitorisnya... dia melenguh sambil meremas dan mengocok kontolku lebih cepat...

"sayang... Ahhh... aku mau dimasukin... tapi aku belum pernah" bisikku... "Aku juga mau yang... tapi gmn caranya... " jawabnya dengan pandangan sendu... Aku melihat sekeliling... pada asyik nonton semua... lagian yg di deretan kiriku juga kelihatan pada asyik... aku menatap mata rita... dia kelihatannya mengerti. "Rhino sayang... pliss... rita minta perjakamu sayang, rita akan lakukan apapun untukmu honey... " rita memohon di kupingku, sambil dijilatinya kuping dan leherku. Ahh aku tak kuasa untuk menolak tapi juga ragu untuk memulai, aku sangat menginginkannya, tidak ada salahnya, toh rita cantik dan sexy... Akhirnya aku pelorotin jeansku lalu cdku... dia senyum... aku tarik rita ke pangkuanku... celana dan cdnya aku pelorotin juga...

Diraihnya kontolku yang dah berdiri keras... ditempel ke memeknya... dia gesek2... ahhhhh... rita sayang... aku cumbu lehernya... aku peluk dari belakang... 2 teteknya aku remas dan aku mainin putingnya... aku meremas dan mengelus... dia mualai memasukkan kontolku ke memeknya yang sudah basah... "aaarrgghhhh... rita sayang... ennnak... " bisikku... aku naik turunkan pantatku... rita juga mulai memberi gerakan yang berlawanan... ooghhh... memek rita... suami orang... tapi masih saja sempit... jepitannya membuat aku melayang... dalam bioskop ini... kamu saling menggenjot, tidak terlalu bersemangat, karena kami takut ada yang lihat... gerakan kami saling mengimbangi, desahan kami saling bersahutan,, tapi lirih... dan pelan... kupingnya aku jilat dan gigit kecil... membuat rita semakin merintih halus... mendesah nikmat... saat dia menggerakkan pantatnya memutar... kontolku berasa diremas dan dipijet... aku sodok ke atas... aku ikutin puteran pantat rita aku cubit2 kecil putingnya... tangan kiriku mengelus perlahan ke perut rita... dan terus mencari klitorisnya... aku tekan-tekan... aku beri cubitan kecil... posisi kami memang memungkinkan untuk itu... rita dipangkuanku... menghadap kedepan. "aahh... rhino honey... memek rita diapain... kok enak banget sayang... " desahnya Semakin liar tapi hening... semakin bersemangat memberi jepitan dan sodokan... hanya desahan2 kecil yang ada... Gila... sensasi ngentot di bioskop enak banget, takut ketahuan dan kelihatan orang menambah kenikmatan kami... Apalagi ini penglaman pertamaku.

Rita makin cepat menaik turunkan pantatnya, sesekali memutar... aku juga semakin cepat menusuk memek rita, ahh... keringat rita di leher aku jilat... memang dingin di sini, tapi kami berdua basah oleh keringat birahi. "rhino... rita mau keluar sayang... cepat... kita bareng... " "iya rita... aku juga... ahhhh lebih cepat... jepit yang kuat sayang" goyangan pantatku ke memek rita makin cepat, rita juga... sesekali terdengar bunyi derik tempat duduk kami... sudah kepalang basah... kami tak menghiraukan lagi akan takut ketahuan... aku genjot... rita menjepit... tangan kananku meremas buah dada besar itu... tangan rita meremas rambutku... semakin liar... semakin cepat... "aahhh... ooghhhh... rrhhhiiiii... nnoooooo... rriii... taaa... kellll... rgghh... " desah suara rita tertahan... "aarrggggggghhhhhhh... ouuugghhhhhhh... ritaaaaaaaaaaaa... "bales rintihku... Aku keluar... spermaku muncrat tanpa sempat bertanya keluarin di dalam apa diluar... croooott... crroootttt... ahhh menyemprot ruang2 vagina rita... dan terasa memeknya membuat kedutan dan jepitan di kontolku... Kami lemas... dan kamipun kembali berciuman... setelah membersihkan sisa cairan di masing-masing kelamin kami, lalu kami membereskan pakaian. Tak lama filmpun selesai, dan kami tidak tau sama sekali jalan ceritanya... anda yang tau cerita kami... !

bubarnya film, kamipun keluar... dan kami sepakat untuk menghabiskan malam itu berdua... kami naik taxi ke sebuah hotel di daerah pramuka. Maaf pembaca... cerita antara saya dan rita di hotel akan saya kirimkan dalam lanjutan kisah kami, dan saya mohon maaf kalau cerita ini kurang membuat anda "bergidik" mohon koreksi dan tanggapannya lewat email saya. Sekarang saya sesekali masih mencari sex partner walaupun saya sudah menikah dan punya seorang anak yg lucu dan cantik tapi pengalaman sex yang tanpa rencana terasa lebih nikmat, untuk anda ibu2 muda atau tante2 yang tertarik menikmatinya dengan saya silakan hubungi saya. Untuk Rita... terima kasih atas pengalaman indah yang kamu ajarkan padaku.

__________________
• TAMAT •

Senior dan laboratoriumku

Ini ceritaku ketika aku kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta sebut saja namaku Roni dan senior ku Eva. Aku memiliki ciri2 bertubuh putih, sedikit kekar tapi tampangku agak cupu maklumlah aku tergolong anak yang rajin di kampus dengan IPK yang cukup tinggi sedangkan Eva berwajah cantik dan menarik serta memiliki tubuh yang sintal, berkulit putih dan payudaranya lumayan besar kayak buah melon. Kisah ini bermula ketika aku diangkat menjadi asisten Lab dan Eva adalah senior ku di Lab itu. Memang dari awal aku menjadi asisten aku sudah tertarik dengan Eva karena disamping dia cantik dia juga memiliki pribadi yang mandiri dan lucu. Sebagai gambaran di Lab ku itu hampir 90% pria sedangkan wanitanya sangat sedikit dan wanita yang diangkat pas angkatan ku itu kebanyakan berwajah biasa2 aja dan wanita yang cantik di Lab ku itu Eva dan teman2nya dimana mereka kebanyakan adalah senior ku dan diantara mereka semua Eva lah yang paling cantik karena dia adalah kembang di kampus ku.
Setelah beberapa bulan menjadi asisten di Lab aku mulai betah nongkrong di Lab karena biasanya aku suka baca2 buku d perpuz atau langsung pulang k rumah. Jadi setiap abis praktikum aku seringkali nutup Lab bersama ketiga temanku sebut saja mereka Riski,

Ardi dan Surya karena biasanya kami maen DoTA atau CS dulu sebelum pulang jadi yang biasanya Lab tutup jam 7 malem kdg2 jadi jam 8/9 malem. Tragedi ini terjadi pada hari Jumat beberapa bulan yang lalu karena seperti biasa hari Jumat emang sering ada praktikum malam ampe jam 7 maklum karena besoknya sabtu dan biasanya hr sabtu kagak ada kuliah jadi banyak mahasiswa yang sengaja memlih hari itu karena lebih nyantai. Biasanya hari itu yang nongkrong di Lab aku dan ketiga teman ku saja namun hari itu berbeda karena tiba2 ketiga teman ku itu pada pulang cepat karena ada urusan masing2 dan tiba2 Eva muncul untuk mengerjakan skripsinya. Saat itu kira2 pukul 17.00 dimana aku sedang mengawasi praktikum dan aku dikejutkan oleh kehadiran Eva yang saat itu mengenakan kemeja putih dengan bawahan rok (kayak pakaian orang kerja gt de). Namun sepertinya hari itu aku sedang dirasuki oleh pikiran2 kotor, ingin rasanya aku berduaan dengan Eva di Lab. Jadi pada saat itu aku mempercepat paktikum supaya para praktikan dapat segera pulang dan aku dapat berduaan karena kebetulan hari itu di Lab hanya ada aku dan Eva saja sedangkan asisten yang lain sudah pada pulang. Ketika waktu menunjukkan pukul 18.30 praktikum telah selesai dan para praktikan pun sedang membereskan peralatan mereka dan akhirnya 15 menit kemudian Lab sudah kosong.

Begitu Lab kosong langsung saja aku menghampiri Eva yang sedang mengerjakan skripsinya di depan komputer di ruang asisten tapi apa yang aku lihat benar2 mengejutkan. Ternyata Eva sedang menonton film porno dan saat itu dia sedang meremas-remas payudaranya yang besar itu tanpa mengetahui kehadiran ku, karena kaget tanpa sengaja aku menyenggol pintu ruang asisten dan Eva pun terkejut begitu dia tahu aku sedang memperhatikannya hingga akhirnya kami bertatapan cukup lama sekitar 5 menit. Lalu Eva mulai memecah kebuntuan itu dengan berkata Ron kamu mau ikut nonton gak? dan aku menjawab mmm boleh juga si dan ia membalas ya udah kita nonton bareng yuk. Akhirnya hari itu pertama kali aku nonton film bokep bersama seorang wanita yang benar2 aku sukai heheehehe. Semakin lama adegan seks di film itu semakin panas dan aku lihat tingkah laku Eva semakin tidak karuan tanpa malu2 lagi di hadapan ku dia meremas-remas payudaranya dan tentu saja itu membuat ”ade” ku jadi tegang. Perlahan-lahan aku mencoba berdekatan dengan Eva sampai akhirnya kami berdua berdempetan, kemudian aku memberanikan diri untuk mengelus pahanya yang putih mulus dibalik rok hitamnya. Tiba-tiba Eva membisikkan sesuatu ke telinga ku hmmm Ron kamu mau gak ngelakuin kayak di film itu?aku udah gak tahan ni abis hari ini kamu ganteng banget Ron, mau gak sayang? Tanpa basa-basi langsung saja aku meremas payudaranya dan mencium lembut bibirnya yang imut2 itu dan dia membalas ciuman ku dengan penuh nafsu sampai2 aku dibuat tidak berkutik olehnya.

O iya sebagai tambahan wajah Eva mirip sekali dengan nana lho buat yang biasa nonton miyabi and nana pasti tau de wajahnya yang lugu itu. Kami berdua berciuman cukup lama dan lidah nakal Eva menjilati seluruh rongga mulutku serta mengisap bibirku sampai2 aku jadi sesak nafas dibuatnya. Setelah puas menggarap bibir Eva permainan aku lanjutkan ke bagian yang lain, aku berbisik ke Eva mmm Va kamu mau gak liat ”anu” aku? lalu Eva menjawab boleh Ron kemudian aku tunjukkan batang kemaluan ku dan Eva mulai meraba-raba ”anu” ku sehingga ”burung” ku yang tadinya tertidur menjadi terbangun dan Eva pun terkejut lalu berkata Ron kok ”punya” kamu bisa berdiri gitu?lucu yah kayak belut heheheee, kemudian aku membalas iya donk ”belut” aku kan bandel suka bangun kalo ada cewe cakep yang pegang teruzz sekarang kamu tunjukkin miss V ama gunung kembar kamu donk sayang. Tiba2 Eva menanggalkan seluruh pakaian yang dikenakannya dan aku melihat sebuah pemandangan yang begitu indah dimana terlihat bukit kembar Eva yang putih mulus dengan ukuran yang cukup besar dengan putingnya yang masih berwarna pink kemudian dilanjutkan vaginanya yang dikelilingi oleh bulu-bulu halus serta tubuhnya yang sintal dan putih itu pokoknya malem itu dia betul2 mirip bidadari yang sedang bugil heheheeee.

Karena tidak tahan melihat pemandangan itu langsung saja aku mencium payudara Eva kemudian meremas-remas nya dan wow payudaranya benar2 lembut seperti jelly, kelihatannya Eva sangat menikmati permainan jari-jariku itu sehingga beberapa kali terlihat dia orgasme. Lalu permainan aku lanjutkan ke vaginanya mula2 aku cium vaginanya lalu aku masukkan jemariku maju mundur sampai Eva merem melek dibuatnya beberapa saat kemudian aku meminta Eva untuk mengulum penis ku dan ternyata kuluman Eva begitu mantap, Eva mula2 mencium kepala penisku itu perlahan-lahan tangannya mulai memainkan batang penis ku dan buah pelirku ketika dia sudah puas lalu penis ku dihisapnya mulai dari kepala lalu batang hingga semuanya sampai terdengar bunyi flop flop mum puap. Aku berkata ke Eva sayang isapan kamu enak juga ya mantap kali servis kamu,

Eva berkata iya donk sayang udah buruan kamu masukin kontol kamu aku udah gak tahan ni. Langsung saja aku masukkan penis ku ke dalam vaginanya yang masih sempit itu dan tiba-tiba Eva berteriak pelAN-pELan donk Ron, aku kan belum pernah begituan sakit tau (ternyata dulu Eva hanya melakukan masturbasi dan belum pernah ML) aku pun menjawab iya sayang maaf ya. Jadi dengan penuh perasaan aku masukkan batang kemaluan ku pelan2 sambil memukul pantatnya karena pantat Eva montok banget kaya bangkuang putih bulat hehewhew dan akhirnya aku berhasil memasukkan seluruh penis ku itu, saat itu Eva pun merintih keenakan dibuatnya mmm uhhh ohhh yeahhhh. Akhirnya aku lakukan gerakan konvensional naik-turun karena posisi kami saat itu aku sedang duduk dibangku dan Eva berada diatas ku, aku lakukan berulang kali sambil mengenyot buah dada Eva yang montok sampai akhirnya Eva menjerit ohhh Ron aku udah gak tahan ni mau keluar, aku berkata sabar ya sayang bentar lg aku juga mau keluar ni kita ganti posisi yuk.

Dengan gerakan yang cepat kami pun berpindah tempat, di meja praktikum aku menyuruh Eva dalam posisi berbaring dan aku menindihnya dari atas lalu penetrasi pun dilakukan dengan ritme yang cukup cepat, Eva mendesah umm ohh Ron kamu hebat sekali aku pun membalas dengan nafas yang memburu hah ha hah iya sayang. Mendengar desahan Eva yang semakin memburu uhh ohhh uhhh mmm membuat ritme permainanku makin cepat karena desahannya malam itu sangat menggairahkan sampai akhirnya Eva berbisik di telinga ku mmm ohhh Ronnn aku keluar ni ummm, tiba2 ada sesuatu yang hangat membasahi penis ku dan tidak lama kemudian penis ku mulai berdenyut-denyut karena jepitan dinding vagina Eva yang begitu kuat saat ia mencapai orgasme lalu buru2 aku cabut keluar penisku dan akhirnya crot crot crottt keluarlah lelehan sperma ku di atas vaginanya dan kami berdua pun terkulai lemas di atas meja praktikum. Tidak berapa lama ada petugas yang datang ke Lab dan kami buru-buru berpakaian sambil membereskan sisa2 sperma ku yang berceceran di meja. Begitulah kisahku bercinta dengan senior ku.
__________________
• TAMAT •